Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Pantau Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Kompas.com - 11/06/2013, 15:22 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberi perhatian terhadap nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Rupiah di pasar non deliverable forward (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan sempat menembus Rp 10.000 per dollar AS. Presiden ingin agar rupiah berada dalam rentan aman, Rp 9.500 sampai Rp 9.800 per dollar AS.

"Kalau terlalu naik, enggak terlalu bagus buat ekspor kita. Kalau terlalu drop tidak baik untuk impor kita," kata Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi, Firmanzah, di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (11/6/2013).

Firmanzah mengatakan, ada beberapa faktor melemahnya nilai tukar rupiah, di antaranya tekanan nilai tukar mata uang di kawasan regional dan global. Selain itu, ada pula soal waktu keputusan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"IHSG juga mengalami tekanan, ini juga ikut memberi dampak. Hari ini dicoba ditahan di Rp 9.800 agar tidak sampai menembus Rp 10.000 seperti kemarin. Mekanisme sedang berjalan. Presiden terus monitoring, evaluasi pergerakan nilai tukar rupiah. Tetap berkoordinasi dengan Gubernur Bank Indonesia (Agus Martowadjojo) agar nilai tukar rupiah tetap berjalan," kata dia.

Apakah setelah ada kepastian kenaikan harga BBM nantinya akan menguatkan rupiah? "Paling tidak investor akan ada kepastian kebijakan kita untuk mengurangi defisit fiskal dan neraca perdagangan yang banyak disumbang dari impor BBM," jawab Firmanzah.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com