Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konglomerat Masuk, Pasar TV Berbayar Makin Dinamis

Kompas.com - 13/06/2013, 07:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Peta bisnis televisi berbayar barangkali bakal semakin dinamis. Beberapa konglomerasi besar di Indonesia belakangan ini ikut terjun ke bisnis ini. Maklum, potensi pasar televisi berbayar masih cukup besar.

Sebelumnya, pemain besar di bisnis ini adalah MNC Skyvision milik Grup MNC dan Grup Lippo dengan First Media. Tahun lalu, Grup Sinarmas ikut masuk dengan mengeluarkan Orange TV. Kalau tak ada aral melintang, akhir tahun ini, Grup Bakrie lewat PT Visi Media Asia (VIVA) bakal mengeluarkan VivaSky.

Nah, kabar terbaru, Grup CT Corp juga bakal masuk dengan mengakuisisi 80 persen saham PT Indonusa Telemedia (Telkomvision). Saat ini, proses akuisisi masih berjalan dan pada Juli nanti diharapkan bakal selesai.

Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir mengatakan, penjualan saham merupakan bagian dari rencana pengembangan bisnis media, khususnya televisi berbayar Telkom. "Langkah ini adalah mencari mitra strategis untuk televisi berbayar premium. CT Corp masuk membawa ekspertise media, konten, dan modal sehingga bisa melejitkan kinerja Telkomvision," ujarnya pekan lalu.

Meski setelah akuisisi saham Telkom menjadi minoritas, Honesti berharap masuknya CT Corp bisa melejitkan kinerja Telkomvision. "Dalam tiga tahun setelah CT Corp masuk, kami berharap value perusahaan meningkat jauh lebih besar," kata dia.

Potensi 3 juta pelanggan

Harus diakui, meski selama lima tahun terakhir begitu agresif menggeber program akuisisi pelanggan, Telkomvision belum berhasil menggeser posisi Indovision sebagai penguasa televisi berbayar di Indonesia. Cable & Satellite Broadcasting Association of Asia (CASBAA) memproyeksikan, tahun ini pelanggan televisi berbayar di Indonesia bakal mencapai antara 3 juta sampai 5 juta.

Dari total 10 operator yang ada di Indonesia saat ini, pangsa pasar terbesar masih diraih Indovision (40 persen), diikuti Telkomvision (24 persen), First Media (9 persen), dan Aora (6 persen).

Hingga kuartal I-2013, MNC Skyvision mengklaim memiliki 1,87 juta pelanggan Indovision, Top TV, dan Okevision. Rudi Tanoesoedibjo, Presiden Direktur MNC Skyvision, menargetkan pertumbuhan rata-rata pelanggan tiap bulan bisa mencapai 50.000. Dengan demikian, akhir tahun ini target jumlah pelanggan baru adalah sebanyak 600.000 pelanggan.

Saat ini, Telkomvision menghitung jumlah pelanggannya sebanyak 1 juta. Telkomvision mengklaim sangat kuat di segmen pelanggan korporasi dengan menguasai 55 persen pangsa pasar. Pelanggannya banyak ditopang dari hotel berbintang.

Malah, hasil kerja sama dengan Agung Podomoro Group sejak Juli 2012 ini mampu memberikan kontribusi sebanyak 25.000 pelanggan dari Agung Podomoro Group. Bentuk kerja samanya adalah penyediaan layanan Pay TV Telkomvision di seluruh properti Agung Podomoro Group dengan konsep B2B (business-to-business).

Grup Sinarmas lewat PT Mega Media Indonesia (Orange TV) juga menargetkan tahun ini bisa memiliki 500.000 pelanggan lewat kepemilikan hak siar liga Inggris selama tiga tahun (2013-2016). Per akhir 2012, Orange TV mengklaim memiliki 115.000 pelanggan. (Merlinda Riska)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com