Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Angkutan Siap Naik hingga 35 Persen

Kompas.com - 17/06/2013, 18:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) mengaku siap menaikkan tarif dasar angkutan darat jika rapat paripurna pada Senin (17/6/2013) ini memutuskan penyesuaian kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Kenaikan tarif angkutan ini dilakukan dengan menyesuaikan kenaikan tarif yang tidak pernah naik semenjak 2009. Sekjen Organda Ardiansyah mengatakan, pihaknya akan menaikkan tarif sebesar 30 persen hingga 35 persen dari tarif sekarang. Kenaikan itu akan diperuntukkan bus antarkota, angkutan perkotaan, dan angkutan barang.

"Kenaikan itu untuk metromini, mikrolet, dan busway, serta untuk bus antarkota serta bus niaga," katanya ketika dihubungi Tribun di Jakarta, Senin (17/6/2013).

Ia mengatakan, kenaikan itu sudah melihat kebutuhan akan kenaikan suku cadang angkutan darat yang cukup tinggi dengan kenaikan sebesar 15 persen-20 persen. Kenaikan spare part juga diikuti dengan kenaikan BBM bersubsidi sebesar Rp 6.500 dan solar sebesar Rp 5.500 per liter.

"Jadi kenaikan BBM bersubsidi akan naik dan memang ini tidak bisa terelakkan lagi, dan setelah BBM naik kami akan naikkan segera," katanya.

Sebagai tambahan pada hari ini, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sedang melakukan pembahasan dalam rapat paripurna untuk membahas penyesuaian kenaikan tarif BBM bersubsidi.

Kenaikan ini membahas kenaikan BBM beserta insentifnya yang berwujud dalam Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada masyarakat miskin. (Arif Wicaksono/Tribunnews)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com