Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gita: Indonesia Perlu Meng-Gangnam Style-kan Diri

Kompas.com - 19/06/2013, 11:41 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Indonesia perlu meng-Gangnam Style-kan diri. Hal ini agar Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara di luar negeri. Pernyataan tersebut muncul saat Gita memberikan kuliah umum di Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano yang dihadiri sekitar 5.000 mahasiswa. Kuliah umum tersebut bertema "Revitalisasi Produk Dalam Negeri dalam Perspektif Kepemimpinan Nasional 2014".

Maksud Gita memosisikan Indonesia harus meng-Gangnam Style-kan diri yaitu Indonesia harus meniru langkah Psy, penyanyi asal Korea Selatan, yang mampu memopulerkan lagu berbahasa Korea ke seluruh dunia. Gita mengutip sedikit tentang Psy yang bisa membuat seluruh dunia ber-Gangnam Style, mengikuti gayanya. Fenomena ini harus bisa diikuti Indonesia dalam menjadi kekuatan ekonomi yang besar di dunia.

"Psy itu orangnya biasa dan tidak ganteng. Tapi melalui gaya tariannya, dia menjadi perhatian dunia. Indonesia harus menjadi seperti ini dalam perekonomian dunia. Melalui dunia digital ini, kita bisa memperkenalkan semua keunggulan sumber daya, produk, dan apa pun yang kita miliki," ujar Gita dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (19/6/2013).

Gita menambahkan, Indonesia harus mampu menciptakan keunggulan yang mendunia seperti Gangnam Style. Untuk itu, Indonesia perlu membangun kekuatan nasional di berbagai lini agar mampu menjadi negara yang kokoh dari segi ekonomi, politik, dan budaya.

Gita menyampaikan beberapa proyeksi perekonomian Indonesia, khususnya dari sektor perdagangan. Gita mengakui sampai saat ini Indonesia masih tertinggal dari beberapa negara, seperti Korea Selatan, Jepang, China, India, dan beberapa negara lainnya. Saat ini, sebutnya, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke-15 di dunia dengan nilai Rp 10.000 triliun tahun lalu.

Jika perekonomian Indonesia dari tahun 2012 hingga 20 tahun ke depan diakumulasi, maka nilainya dapat mencapai Rp 600.000 triliun. Dengan konsumsi domestik yang mencapai 60 persen, potensi pasar domestik Indonesia sangat besar. "Diproyeksikan, Indonesia mampu menjadi 7 besar dunia pada tahun 2030," tambahnya.

Gita juga menyorot lemahnya inovasi kita dengan hanya mampu menghasilkan 500 hak paten per tahun. Bandingkan dengan Jepang yang memiliki 60.000 hak paten di semua aspek.

Gita pun menantang setiap universitas untuk mampu menciptakan 500 hak paten, termasuk perguruan tinggi di Manado. "Sebab, hak paten mencerminkan intelektual bangsa, dan dalam hal ini Indonesia harus terus berupaya meningkatkan hal tersebut," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

    Konflik Iran Israel Memanas, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

    Whats New
    Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

    Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

    Whats New
    PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

    PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

    Whats New
    Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

    Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

    Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

    Whats New
    LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

    LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

    Whats New
    Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

    Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

    Spend Smart
    Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

    Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

    Whats New
    Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

    Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

    Spend Smart
    Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

    Whats New
    Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

    Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

    Whats New
    Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

    Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

    Whats New
    [POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

    [POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

    Whats New
    Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

    Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

    Whats New
    Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

    Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com