Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran terhadap China Menjalar ke Wall Street

Kompas.com - 24/06/2013, 21:36 WIB


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa New York pada awal pekan ini, Senin (24/6/2013) dibuka melemah, mengikuti tren bursa global dan munculnya kekhawatiran terhadap ekonomi China yang belakangan ini menghadapi kekeringan likuiditas.

Lima menit sesaat setelah pasar dibuka, indeks Dow Jones turun 133,91 poin (0,90 persen) menjadi 14.665,49, sementara itu S&P 500 turun 19,46 poin menjadi (1,22 persen) di posisi 1.572,97, sedangkan indeks Nasdaq anjlok 39 poin (1,16 persen) menjadi 3.318,248.

Melemahnya Wall Street mengikuti bursa-bursa lain di pasar global. Sebagaimana indeks FTSE 100 merosot 1,9 persen, indeks DAX Jerman turun 1,2 persen dan indeks CAC 40 Perancis melemah 1,9 persen.

Dari Asia, indeks di kawasan ini juga melemah, termasuk Shanghai Composite, akibat bank sentral China mengisyaratkan bahwa tidak akan menggelontorkan memberikan stimulus untuk meningkatkan likuiditas, meskipun pasar kredit sedang dilanda kekeringan dana.

“Yang harus diperhatikan, meskipun langkah yang ditempuh oleh pemerintah dan bank sentral China benar, toh pasar tetap membutuhkan likuiditas dalam kondisi seperti ini," jelas ekonom FTN FInancial, Chris Low.

Sementara itu, analis Briefing.com, Patrick O’Hare mencatat bahwa Goldman Sachs telah memangkas proyeksi perekonomian China tahun ini dari 7,8 persen menjadi 7,4 persen.

“Pasar modal telah tumbuh sangat ekspansif belakangan ini, sedangkan bank sentral China tidak lagi menjalankan kebijakan yang akomodatif," jelas O’Hare.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com