Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Timur Tengah, Semen Indonesia Masuk Myanmar

Kompas.com - 27/06/2013, 14:53 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) terus melebarkan sayap bisnisnya. Setelah melakukan ekspansi bisnis ke Vietnam, kini BUMN semen ini siap masuk ke Myanmar untuk menggarap pasar ekspor.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama SMGR bilang ekspansi bisnis di Myanmar untuk fokus menggarap pasar lokal Myanmar dan pasar ekspor. "Rencananya bikin pabrik berkapasitas 1 juta ton untuk ekspor ke Bangladesh dan Timur Tengah," jelas Dwi, kepada wartawan di acara BUMN Expo & Award, Kamis (27/6/2013).

Dwi menjelaskan, saat ini pihaknya masih menyeleksi tiga mitra perusahaan lokal untuk menjadi mitra bisnis di Myanmar. Dari tiga calon tersebut akan dipilih satu perusahaan di akhir tahun ini.

"Ekspansi bisnisnya belum tahu apa itu akuisisi atau kerjasama bikin pabrik baru. Semua tergantung perusahaan yang akan dipilih pada akhir tahun," ujar Dwi.

Dia menyatakan, untuk ekspansi bisnisnya tersebut, pihaknya sudah menganggarkan dana sebesar 200 juta dollar AS. Rencananya, dana tersebut dapat membuat pabrik yang akan dimulai tahun depan dengan kapasitas 1 juta ton. Direncanakan pabrik dapat beroperasi pada tahun 2017.

Sebelumnya, Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia menjelaskan, produksi semen perseroan saat ini berasal dari empat pabrik yang ada yakni pabrik di Gresik, Padang, Tonasa, dan Vietnam dengan total produksi semen sebanyak 30,1 juta ton per tahun. (Oginawa R Prayogo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Kontan
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com