Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Klaim Pelemahan Rupiah Masih Wajar

Kompas.com - 06/07/2013, 16:50 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengklaim penurunan (depresiasi) nilai tukar rupiah selama enam bulan pertama di 2013 masih dalam posisi wajar. Sebab, kondisi depresiasi nilai tukar di negara kawasan regional masih lebih dalam dari Indonesia.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan nilai tukar rupiah selama Januari hingga Juni 2013 hanya terdepresiasi sebesar 3,01 persen. "Dibanding negara sekawasan regional, depresiasi rupiah itu masih wajar. Sebab, mereka penurunannya lebih tinggi lagi," kata Agus saat konferensi pers di Gedung BI Jakarta, Jumat (5/7/2013) malam.

BI mencatat, depresiasi nilai tukar mata uang masing-masing negara terhadap dollar AS memang beragam, namun depresiasinya masih lebih tinggi dibanding Indonesia.

Seperti halnya dollar Singapura yang terdepresiasi sebesar 3,8 persen terhadap dollar AS. Begitu juga dengan ringgit Malaysia yang terdepresiasi sebesar 3,3 persen, Peso Filipina sebesar 5,42 persen, Won Korea 7 persen dan Yen Jepang justru 14 persen.

Dalam hal ini, bank sentral akan melakukan upaya apapun untuk menjaga volatilitas rupiah bisa terjaga.

"Memang untuk menstabilkan rupiah tersebut, BI harus mengeluarkan ongkos. Sehingga cadangan devisa RI hingga akhir Juni 2013 berkurang sekitar Rp 70 triliun menjadi 98,1 miliar dollar AS," tambahnya.

BI mencatat ada dana asing yang keluar (capital outflow) sebesar 4,1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 40,1 triliun yang hengkang dari Indonesia. Sehingga, cadangan devisa Indonesia menurun.

Namun, BI mencatat posisi cadangan devisa saat ini masih bisa mencukupi untuk 5,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri.

"Jika utang luar negeri dikeluarkan, maka bisa untuk membiayai 5,5 bulan impor. Tapi ini masih cukup untuk menstabilkan rupiah," tambahnya.

BI sebelumnya juga mencatat bahwa kondisi cadangan devisa RI yang berada di bawah 100 miliar dollar AS tidak perlu dikhawatirkan. Sebab pada masa krisis akhir 2008 lalu, cadangan devisa RI sempat berada di level 51 miliar dollar AS.

Namun pada Agustus 2011 melonjak menjadi 124 miliar dollar AS. Tapi di akhir 2011 lalu, cadangan devisa RI merosot kembali menjadi 110 miliar dollar AS. Hingga akhir Juni 2013, cadangan devisa RI merosot menjadi 98,1 miliar dollar AS, merosot dibanding akhir Mei 2013 yang masih 105,1 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com