Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertimbangkan Efek Psikologis, Pemasangan RFID Ditunda

Kompas.com - 10/07/2013, 07:58 WIB
Erlangga Djumena

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemasangan alat kendali bahan bakar minyak bersubsidi dengan teknologi identifikasi frekuensi radio (radio frequency identification/RFID) pada semua kendaraan di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi, ditunda. Hal ini dengan mempertimbangkan efek psikologis masyarakat pascakenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi.

Wakil Presiden Pemasaran Ritel BBM PT Pertamina Muchamad Iskandar menyampaikan hal itu, Selasa (9/7/2013), di Kantor Pusat PT Pertamina, Jakarta.

Meski demikian, implementasi sistem pengendalian BBM bersubsidi dengan teknologi itu di seluruh wilayah di Indonesia ditargetkan tetap dilaksanakan sesuai jadwal yaitu pada pertengahan 2014 mendatang.

”Meski dimulainya sistem pengendalian BBM bersubsidi ini molor dari jadwal, tetapi target penerapannya di seluruh wilayah tidak berubah,” ujarnya.

Iskandar menjelaskan, pemasangan RFID pada semua kendaraan, termasuk mobil dinas instansi pemerintah, badan usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah, ditunda sampai arus mudik dan arus balik Lebaran tahun ini usai. Hal ini dengan mempertimbangkan efek psikologis masyarakat pascakenaikan harga BBM bersubsidi dan beban ekonomi masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran.

”Penundaan ini bukan karena masalah teknis, tetapi lebih pada mempertimbangkan efek psikologis masyarakat. Karena RFID itu akan dipasang pada mobil pribadi masyarakat, maka tentu kami tidak bisa langsung memasang alat itu tanpa mempertimbangkan beban psikologis pengguna kendaraan, meskipun ada payung hukumnya,” ujarnya.

Pemasangan RFID pada kendaraan bermotor di Jabodetabek semula dijadwalkan dilaksanakan pada 1 Juli 2013. Hal ini merupakan bagian dari sistem pengendalian BBM bersubsidi berbasis teknologi. Sebagai tahap awal, pemasangan alat kendali itu akan dilakukan pada mobil dinas instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, mobil operasional BUMN, dan BUMD.

Sementara itu, pemasangan alat kendali BBM bersubsidi berbasis teknologi pada semua SPBU di wilayah Jabodetabek terus dilaksanakan secara bertahap. Targetnya, pada Juli ini alat kendali itu akan terpasang di 276 SPBU di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, dilanjutkan dengan pemasangan RFID tag pada kendaraan bermotor.

Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi (ReforMiner Institute) Pri Agung Rakhmanto menilai, penundaan pemasangan RFID itu berarti upaya pemantauan dan pengendalian distribusi BBM bersubsidi juga akan tertunda. Konsekuensinya, identifikasi penyalahgunaan konsumsi BBM bersubsidi dan penerapan langkah untuk mengatasinya juga menjadi terlambat.

”Dalam konteks APBN, semakin lama penerapan upaya pengendalian konsumsi BBM bersubsidi tersebut ditunda, maka semakin tidak signifikan potensi penghematan volume BBM dan anggaran yang bisa didapatkan dari penerapan sistem pengendalian BBM bersubsidi dengan teknologi itu,” kata Pri Agung Rakhmanto. (EVY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com