Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Tokyo Dibuka Datar di Tengah Pelemahan Dollar AS

Kompas.com - 12/07/2013, 08:36 WIB
TOKYO, KOMPAS.com - Bursa saham Tokyo dibuka datar pada Jumat (12/7/2013),  setelah saham-saham di Wall Street melompat ke rekor tertinggi baru. Sementara dollar AS tetap melemah terhadap yen.

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) naik tipis 0,02 persen, atau 2,59 poin, menjadi 14.475,17 pada awal perdagangan. Saham-saham AS naik dan dollar AS jatuh setelah Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Ben Bernanke pada Rabu menyatakan masih akan memperpanjang kebijakan uang longgar Fed untuk beberapa waktu mendatang.

Dollar diperdagangkan di 98,87 yen di perdagangan Asia, Jumat pagi. Sementara di New York, dollar AS diperdagangkan di level 98,90 yen pada penutupan perdagangan Kamis. Masih di New York, euro dibeli senilai 1,3089 dollar AS dan 129,33 yen dibandingkan dengan 1,3092 dollar AS dan 129,50 yen.

Indeks-indeks di Wall Street menguat ke level tertinggi dibandingkan selama ini pada penutupan perdagangan Kamis. Dow Jones Industrial Average melonjak 169,26 poin atau 1,11 persen menjadi 15.460,92. Sementara indeks S&P 500 naik 22,40 poin atau 1,36 persen menjadi 1.675,02.

Bernanke, yang berbicara di Cambridge, Boston, Massachusettes, Rabu sore, menyatakan bakal mempertahankan tingkat suku bunga rendah karena ekonomi masih lemah. Dia pun memberi sinyal bahwa jadwal penghentian stimulus pembelian obligasi akan berjalan lebih lambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP/ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com