Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dahlan: Belum Ada Investor Berminat Beli Merpati

Kompas.com - 12/07/2013, 10:43 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, hingga saat ini belum menerima investor yang berminat untuk membeli PT Merpati Nusantara Airline. Namun Dahlan tetap berusaha untuk menjualnya ke investor strategis yang tepat.

"Sampai hari ini, tidak ada investor yang mau. Tapi kan saya tetap mencoba, ada tidak investor yang mau," kata Dahlan saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian Jakarta, Jumat (12/7/2013).

Dahlan mengakui penjualan salah satu maskapai pelat merah ini memang sulit. Sebab, Merpati hingga saat ini masih memiliki total kewajiban sekitar Rp 6 triliun.

"Dengan kondisi itu, perkiraan saya tidak ada investor yang mau," tambahnya.

Meski Dahlan pesimis mampu menjual Merpati ke investor yang tepat, pemerintah akan tetap berusaha menawarkannya ke beberapa investor. Saat ini, pemerintah akan memberi waktu selama dua bulan ke depan sambil menunggu respon dari investor.

"Kalau tidak ada dan saya pikir tidak ada, minimal kita pernah mencoba mencari investor. Kalau tidak ada, ya cari langkah lagi," jelasnya.

Terkait porsi saham yang akan dijual, Dahlan masih enggan berkomentar. Namun nanti pemerintah dan investor strategis yang berminat akan saling berkoordinasi terkait jumlah penjualan saham yang akan dilego.

"Kalau ada (investor yang berminat), nanti kita dengar maunya seperti apa," jelasnya.

Seperti diberitakan, Pemerintah akan menjual PT Merpati Nusantara Airlines ke investor strategis untuk menyelamatkan perusahaan penerbangan itu yang saat ini terbebani utang Rp 6 triliun.

"Opsi pelepasan saham dengan mengundang investor strategis dilakukan karena pelaksanaan restrukturisasi Merpati tidak mendapatkan hasil yang memuaskan," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, sebelum mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR-RI soal Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, di Gedung MPR/DPR, Kamis (11/7/2013).

Menurut Dahlan, penawaran saham Merpati kepada investor menjadi opsi bagi penyelamatan. Keputusannya melalui Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Kantor Menko Perekonomian, Kamis.

Investor yang berminat dipersilakan menyampaikan proposal langsung kepada Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Merpati. Ia menjelaskan, selain menyampaikan minat, investor dalam proposal tersebut diminta untuk menyampaikan pokok pemikiran dalam menyelamatkan perusahaan penerbangan "pelat merah" itu.

Sebagaimana diketahui, Kementerian BUMN sudah berkali-kali melakukan restrukturisasi Merpati, mulai dengan opsi penyuntikan dana, pengurangan karyawan, pemindahan kantor pusat, termasuk merestrukturisasi utang kepada kreditor swasta dengan mengonversi utang menjadi saham.

Pada akhir Desember 2011, Merpati memperoleh suntikan dana sebesar Rp 561 miliar dari APBN. Namun, usulan suntikan tambahan sebesar Rp 250 miliar pada tahun 2012 tidak terealisasi hingga saat ini. Bahkan belakangan Kementerian BUMN telah membentuk Tim Restrukturisasi, tetapi hingga kini tidak mampu mengembangkan perusahaan.

Adapun utang Merpati kepada sejumlah perusahaan meliputi PT Pertamina, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, dan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Selain itu perseroan juga memiliki kewajiban dalam bentuk penerusan pinjaman kepada pemerintah, utang kepada swasta, dan kepada para perusahaan penyewaan pesawat. Dahlan mengakui kondisi Merpati sudah pada tahap kritis, dengan beban utang yang mencapai sekitar Rp 6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com