Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenaikan BI Rate Tak Mampu Angkat Rupiah

Kompas.com - 14/07/2013, 15:37 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang telah menaikkan suku bunga acuan BI (BI rate) menjadi 6,5 persen dinilai tidak mampu mengangkat rupiah dari pelemahannya.

"Kenaikan BI rate sebesar 50 bps menjadi 6,5 persen tidak banyak berpengaruh karena rupiah justru terimbas penurunan dalam yen Jepang setelah Bank of Japan (BoJ) berusaha memompa likuiditas di pasar keuangannya," kata analis Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Minggu (14/7/2013).

Reza menambahkan, rupiah yang saat ini melemah banyak dipicu oleh pelemahan sejumlah mata uang Asia. Dimulai dari yuan yang turun setelah Bank of China (BoC) menetapkan tingkat referensi mata uangnya di level yang rendah. Lalu, dollar Australia yang juga melemah setelah bank sentralnya kemungkinan akan menurunkan tingkat bunga acuannya pada bulan depan.

Selanjutnya Rupee yang juga melemah terimbas kenaikan dollar AS dengan pertimbangan The Fed akan mulai mengurangi stimulusnya. Sementara itu, sentimen lainnya antara lain datang dari data turunnya industrial dan manufacturing production Inggris dimana nilai Euro melemah terhadap dollar AS.

Di sisi lain, penguatan Won setelah beredarnya spekulasi para eksportir mengambil keuntungan dari pelemahannya terhadap dollar AS lalu melakukan aksi ambil untung (profit taking) terhadap dollar AS.

Pelemahan rupiah juga dipicu oleh apresiasi Euro setelah kabar para Menteri Keuangan Uni Eropa setuju untuk memberikan bantuan kepada Yunani senilai 3 miliar Euro (sekitar 3,9 miliar dollar AS).

Meski juga terdapat sentimen negatif lain bagi laju Euro setelah belum adanya titik temu antara Badan Eksekutif Uni Eropa dan parlemen Jerman dalam membahas cetak biru untuk pengelolaan restrukturisasi bank gagal.

"Serta rilis tetapnya inflasi Jerman dan ekspektasi akan kenaikan inflasi Inggris pada rilis minggu depan meskipun laju Euro masih terhambat dengan adanya rilis penurunan current account Perancis," tambahnya.

Sekadar catatan, pasca pengumuman kenaikan BI rate pada Kamis (11/7/2013), rupiah justru melemah menjadi Rp 9.979 per dollar AS. Begitu juga di hari Jumat (12/7/2013), rupiah malah melemah kembali di level Rp 9.980 per dollar AS. Nilai tukar rupiah tersebut semakin melemah apabila dibanding posisi rupiah di awal pekan yang masih berada di level Rp 9.960 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, Masih Rugi

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com