Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fitch: Kenaikan BI Rate Perlambat Kredit Perbankan

Kompas.com - 15/07/2013, 11:46 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Financial Institution Fitch Rating Indonesia Iwan Wisaksana mengatakan, kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI (BI rate) menjadi 6,5 persen akan berdampak positif ke sektor perbankan. Meski kredit perbankan mengalami sedikit perlambatan.

Iwan menganggap, kenaikan BI rate setidaknya akan mengerem pertumbuhan kredit, khususnya konsumer yang lebih cepat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sejalan dengan keinginan bank sentral yang menjaga agar kredit perbankan tetap prudent.

"Kami percaya bahwa risiko dari ekspansi kredit yang berlebihan bisa lebih besar daripada menekan laba akibat kenaikan kredit macet," kata Iwan di Jakarta, Senin (15/7/2013).

Iwan menambahkan, Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di Asia dengan indikator makro prudential terbaik, khususnya dalam menyoroti dampak sistemik perbankan.

Fitch menilai bank-bank di Indonesia memiliki cadangan modal cukup tinggi sehingga bisa tetap menyediakan laba ditahan cukup besar.

Di sisi lain, bank sentral telah mengambil langkah hati-hati untuk melawan guncangan ekonomi makro seperti dari pembiayaan sektor konsumen. Tahun lalu, bank sentral telah menaikkan persyaratan uang muka untuk mobil dan sepeda motor serta pembiayaan perumahan.

"Kami berharap industri perbankan Indonesia tetap sehat, meski biaya dari suku bunga lebih tinggi dan pertumbuhan kredit lebih lambat serta akan mengurangi sedikit keuntungan perbankan," tambahnya.

Fitch yakin kebijakan memperketat aturan kredit pemilikan rumah dengan menaikkan suku bunga acuan BI akan memperketat pasar properti di tanah air. Sebab harga properti di 14 kota besar telah naik 4,8 persen (qoq) di kuartal I-2013.

Kenaikan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2002 dan lebih tinggi di atas kenaikan rata-rata dalam lima tahun terakhir sebesar 1,2 persen (qoq).

Fitch juga menilai bank sentral di bawah kepemimpinan Agus Martowardojo ini cenderung berani dalam membuat kebijakan. Bank sentral telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps selama dua bulan terakhir, terbesar sejak 2008. "Kami percaya mungkin ada kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini, jika inflasi melebihi target 7,8 persen," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Pemerintah Perlu Tinjau Ulang Anggaran Belanja di Tengah Konflik Iran-Israel

Whats New
Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Ekspor Batik Aromaterapi Tingkatkan Kesejahteraan Perajin Perempuan Madura

Whats New
Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Hadiri Halalbihalal Kementan, Mentan Amran: Kami Cinta Pertanian Indonesia

Whats New
Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Pasar Modal adalah Apa? Ini Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

Work Smart
Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Syarat Gadai BPKB Motor di Pegadaian Beserta Prosedurnya, Bisa Online

Earn Smart
Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Erick Thohir Safari ke Qatar, Cari Investor Potensial untuk BSI

Whats New
Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Langkah Bijak Menghadapi Halving Bitcoin

Earn Smart
Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Cara Meminjam Dana KUR Pegadaian, Syarat, dan Bunganya

Earn Smart
Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Ada Konflik Iran-Israel, Penjualan Asuransi Bisa Terganggu

Whats New
Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com