JAKARTA, KOMPAS.com -
Sebagian besar organisasi/perusahaan gagal berubah. Hal itu disebabkan perilaku kontraproduktif dari anggota organisasi, perubahan dilakukan tanpa dimanajemen, tidak menyeluruh, tidak dipersiapkan, dan tidak sampai pada aspek budaya organisasi.

Lingkungan bisnis senantiasa berubah. Hal itu juga menuntut organisasi melakukan perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tersebut. Namun, dari sejumlah studi, 70 persen organisasi gagal melakukan perubahan.

Indra Cahya Uno seusai menjalani sidang promosi doktor, Senin (15/7), di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, menuturkan, kegagalan organisasi melakukan perubahan akibat ketidaksiapan organisasi tersebut melakukan perubahan. Hal itu bersumber dari perilaku kontraproduktif dari anggota organisasi. ”Misalnya sikap malas, tidak disiplin, jam kerja yang tidak sesuai aturan perusahaan, dan korupsi,” ujarnya.

Individu yang memiliki sikap kontraproduktif adalah individu yang tidak siap melakukan perubahan. Dalam kondisi tersebut, organisasi harus mempersiapkan organisasi, khususnya anggota organisasi, agar lebih siap dalam melakukan perubahan.

Berdasarkan penelitian Indra pada sejumlah perusahaan di Indonesia, untuk mempersiapkan perubahan, salah satunya dengan pendekatan spiritual. Hal itu dilakukan dengan menanamkan norma kepada setiap individu.

Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia Rhenald Kasali menuturkan, banyak perusahaan yang melakukan perubahan tanpa manajemen proses perubahan. Akibatnya perubahan gagal dilakukan. (K13)