Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lautan Emas Mulia Siap Bayar Nasabah

Kompas.com - 17/07/2013, 07:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Lautan Emas Mulia (LEM) yang saat ini dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), menyatakan siap untuk membayar utang-utangnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya proposal perdamaian.

Dalam proposal perdamaian yang diajukan, LEM sanggup membayar utang terhadap para kreditur mulai Januari 2014.  Perusahaan emas batangan ini yakin dapat mengandalkan kontraktor batubara yang menjadi partner bisnisnya. Sejak November 2012 harga emas terus merosot, demikian pula dengan harga batubara. Hal ini menyebabkan kredit perusahaan macet. Pada bulan Maret 2013 LEM terpaksa mengumumkan penundaan kewajibannya kepada nasabah.

LEM menyatakan kontraktor batubara yang menjadi partner bisnisnya optimis bulan Januari 2014 sudah bisa mengoperasikan hasil batubara yang ditambangnya. Hasil tersebut dapat dibayarkan piutang kepada LEM. Selain itu, LEM juga memiliki aset berupa dua buah mobil dan emas seberat 6,4 kilogram yang masih berada di tangan pimpinan cabang.

Dalam rencana pembayaran utang, LEM hanya akan membayar selisih utang pokok saja. Pembayaran akan dilakukan secara bertahap setiap bulannya, dimulai tanggal 20 Januari 2014 hingga 48 bulan ke depan atau selama empat tahun.

Untuk penjualan Logam Mulia dengan pola kontrak fisik yang masa kontrak masih aktif akan dibayarkan selisihnya yaitu sebesar 25 persen dari nilai kontrak yang tertera di invoice. Sementara customer yang melakukan transaksi dengan sistem ganda dan sistem Detained Settlement (DS) yang masih aktif akan dibayarkan sesuai dengan nilai kontrak yang tertera di invoice.

Sebelumnya, LEM mengajukan PKPU untuk dirinya sendiri lantaran digugat pailit oleh para nasabahnya. Perusahaan investasi emas batangan ini menawarkan sejumlah produk seperti pembelian emas tanpa fasilitas deposito, deposito emas, deposito gadai retail emas, deposito gadai emas permodalan usaha, pembelian conventional, pembayaran rabate pembeli, perpanjangan pembelian dan pembelian kembali.

Pendapatan utama LEM berasal dari penjualan produk investasi emas dan investasi di bidang pertambangan batubara kepada pihak ketiga.  Namun lantaran harga emas merosot serta harga batubara yang juga anjlok, LEM mengalami kesulitan keuangan dan neraca pembayaran. Perusahaan yang berdiri tahun 2010 ini kemudian memiliki nasabah-nasabah yang utangnya telah jatuh tempo dan dapat ditagih.

Berdasarkan rapat verifikasi terakhir, utang LEM mencapai Rp 618,4 miliar. Tagihan ini berasal dari 2.858 kreditur yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia seperti Bandung, Bogor, Cirebon, Jakarta, Medan, Palembang, Serpong, dan Semarang. (Wuwun Nafsiah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com