Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Diprediksi Defisit, Pertama Sejak 2000

Kompas.com - 18/07/2013, 07:54 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Sumber AFP/ANTARA
BRASILIA, KOMPAS.com - Meski 2013 baru berjalan setengahnya, Brasil diperkirakan akan menutup tahun ini dengan defisit neraca perdagangan. Nilai defisit diperkirakan mencapai 2 miliar dollar AS, atau setara Rp 20 triliun. 

"Ini akan menjadi defisit perdagangan pertama Brasil sejak tahun 2000," kata Ketua Asosiasi Perdagangan Luar Negeri Brasil (AEB) Jose Augusto de Castro kepada AFP, Rabu (17/7/2013). Ini juga akan menjadi kinerja perdagangan terburuk dalam 15 tahun terakhir sejak defisit lebih dari enam miliar dollar AS pada 1998.

AEB mengaitkan perkiraan defisit itu dengan penurunan lima persen total ekspor mereka, diperkirakan senilai 230,5 miliar dollar AS. Penurunan angka ekspor dipicu penurunan harga komoditas dan melorotnya penjualan asing minyak Brasil.

Sementara faktor lain yang dituding menjadi penyebab defisit tersebut adalah lonjakan impor sebesar 4,2 persen senilai total 232,5 miliar dollar AS. Lonjakan impor ini disebabkan oleh nilai tukar mata uang yang dianggap lebih menguntungkan untuk "membeli" barang dari luar negeri.

Pada Desember 2012, asosiasi telah memproyeksikan bahwa negara itu akan mencatat surplus perdagangan 14,6 miliar dollar AS pada tahun ini. Namun pada semester pertama 2013, Brasil mengakumulasi defisit perdagangan tiga miliar dollar AS, hasil terburuk untuk periode yang sama dalam 18 tahun terakhir.

Tahun lalu, negara itu mencatat surplus 19,4 miliar dollar AS, capaian terendah dalam 10 tahun terakhir. Total ekspor yang didapat tahun lalu tercatat 242,5 miliar dollar AS dan impor sebesar 223,1 miliar dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com