Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Asing Masuk, BI Perkirakan Rupiah Kembali Menguat

Kompas.com - 25/07/2013, 13:57 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akhir-akhir ini semakin tertekan, dan Bank Indonesia (BI) terus melakukan intervensi untuk menstabilkan rupiah.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, depresiasi rupiah ini memang sedang mengarah untuk mencapai ekuilibrium baru. Pihaknya optimis kondisi pasar saat ini sedang bergairah dan menunjukkan aktivitas tinggi di pasar.

"Kita harapkan kondisi sekarang ini mencerminkan fundamental ekonomi. Investor sekarang ini malah sudah ada tren masuk. Kita lihat bahwa perkembangan beberapa hari ini sudah ada investor masuk," kata Agus di kantornya, Jakarta, Kamis (25/7/2013).

Agus menambahkan, bahwa investor tersebut memang masih mencermati kondisi makro ekonomi Indonesia baik dari sisi nilai tukar, inflasi, neraca perdagangan, neraca pembayaran hingga defisit neraca anggaran pemerintah.

Apalagi dalam beberapa hari terakhir, imbal hasil (yield) dari Surat Berharga Negara (SBN) menunjukkan posisi kenaikan yang cukup tinggi. Dari sisi inflasi, pemerintah melihat untuk inflasi di Juli ini memang ada sedikit tekanan.

Prediksi awal dari BI, inflasi Juli 2013 ini bisa mencapai 2,7 persen (mom), sehingga inflasi tahunan (yoy) bisa mencapai 8 persen, sedikit di atas target pemerintah di level 7,2 persen.

"Tapi nilai tukar kita saat ini sudah mencerminkan fundamental dari ekonomi. Maka ini akan memberikan postur yang baik (menguat)," tambahnya.

Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah diperdagangkan di level Rp 10.263 per dollar AS, menurun tipis dibanding perdagangan kemarin di level Rp 10.262 per dollar AS.

Sejak awal Juli, rupiah melemah 3,5 persen dan secara tahunan menurun 6,6 persen. Rupiah hari ini diperdagangkan di antara Rp 10.260-10.286 per dollar AS. Sedangkan kondisi nilai tukar mata uang negara sekawasan, dominasinya juga menurun. Misalnya ringgit Malaysia turun 0,5 persen, peso Filipina turun 0,3 persen dan baht Thailand turun 0,4 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com