Melonjak 19,3 Persen, BCA Raup Laba Rp 6,3 Triliun

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan operasional naik 22,5 persen menjadi Rp 15,7 triliun, dari Rp 12,8 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

"Kenaikan pendapatan itu diperoleh dari tingginya permintaan kredit dan kenaikan aktivitas transaksi perbankan," kata Jahja saat konferensi pers di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Senin (29/7/2013).

Jahja menambahkan pendapatan bunga bersih perseroan di periode yang sama naik 24,2 persen dari Rp 9,8 triliun menjadi Rp 12,2 triliun. Sementara itu, pendapatan non bunga naik 16,8 persen dari Rp 2,9 triliun menjadi Rp 3,4 triliun.

Kenaikan pendapatan non bunga ini berasal dari komisi dan fee yang naik 19,5 persen dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 3,02 triliun, kenaikan produk derivatif yang naik 40,3 persen dari Rp 191 miliar menjadi Rp 268 miliar.

Sementara itu, biaya operasional masih meningkat 11,6 persen dari Rp 6,4 triliun menjadi Rp 7,2 triliun, sedangkan kredit BCA naik 24,1 persen dari Rp 226 triliun menjadi Rp 280,4 triliun.

Kenaikan kredit itu antara lain disumbang oleh sektor konsumer yang naik 30,7 persen menjadi Rp 78,4 triliun, kredit komersial dan SME naik 24,6 persen menjadi Rp 110,5 triliun dan kredit korporasi naik 18,4 persen menjadi Rp 91,47 triliun.

"Kredit konsumer melonjak karena kenaikan kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). KPR dan KKB ini mengalami kenaikan masing-masing 32,8 persen dan 29,6 persen," tambahnya.