Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Minta Publik Tak Khawatir Nilai Tukar Rupiah

Kompas.com - 29/07/2013, 18:54 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tidak perlu khawatir terhadap nilai tukar rupiah yang terus merosot terhadap dollar Amerika Serikat. Dibanding negara lain, menurut Presiden, Indonesia masih lebih baik.

Dibandingkan dengan negara lain, ada yang lebih buruk, kata Presiden saat sidang kabinet membahas Rancangan APBN 2014 di Kantor Presiden, Senin ( 20/7/2013 ). Rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono dan jajaran kabinet.

Hal itu dikatakan Presiden untuk menjawab kecemasan sebagian kalangan setelah rupiah diperdagangkan diatas Rp 10.000 per dollar AS. Makro ekonomi Indonesia dikhawatirkan akan memburuk.

Meski demikian, menurut Presiden, kondisi nilai tukar rupiah itu tentu tidak bisa dibiarkan. Pemerintah bersama Bank Indonesia tengah bekerja. Dengan demikian, publik tidak perlu khawatir.

Pemerintah, tambah SBY, melakukan semua hal untuk mengelola ekonomi. Secara keseluruhan, termasuk aspek makro ekonomi dinilai masih terjaga.

"Ada sejumlah persoalan, iya. Neraca pembayaran, impor yang melebihi ekspor, kebutuhan dollar yang meningkat, ada faktor psikologis, kebijakan di Amerika Serikat, dan lainnya. Itu harus kita tangani serius. Tetapi sejauh ini masih bisa kita kelola," kata Presiden.

Berdasarkan pada kurs tengah BI hari ini, rupiah diperdagangkan di level Rp 10.270 per dollar AS. Pada siang hari, nilai tukar rupiah bahkan sempat menembus Rp 10.300 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com