Dalam keterangan resminya, Senin (29/7/2013), manajemen Semen Indonesia menjelaskan bahwa pendapatan tersebut diperoleh dari kenaikan pendapatan sepanjang 6 bulan pertama tahun ini sebesar 32,02 persen menjadi Rp 11,42 triliun dari Rp 8,65triliun pada setahun sebelumnya.
Di sisi lain, perseroan juga mencatatkan kenaikan beban bunga sebesar 1164,5 persen menjadi Rp 154,4 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp 12,21 miliar.
Pendapatan perseroan didukung oleh penjualan semen yang tercatat sebesar 12,23 juta ton per Juni 2013. Jumlah itu meningkat 18,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,32 juta ton.
Penjualan Semen Indonesia mencakup ke pasar domestik sebesar 12,14 juta ton dan ke pasar ekspor 0,09 juta ton.
“Peningkatan penjualan Semen Indonesia yang melampaui pertumbuhan industri didukung oleh beroperasinya Pabrik Tuban IV dan Tonasa V dan semakin solidnya sinergi khususnya di bidang marketing dan distribusi di Semen Indonesia Group, sehingga market share domestik kami mampu meningkat menjadi 43,6 persen dari tahun lalu sebesar 40,9 persen,” ujar Direktur Utama Semen Indonesia, Dwi Soetjipto.
Saat ini perseroan berupaya untuk mengembangkan bisnisnya ke berbagai negara. Setelah melakukan ekspansi bisnis ke Vietnam, kini BUMN semen ini siap masuk ke Myanmar untuk menggarap pasar ekspor.
Dwi Soetjipto beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa perseroan fokus menggarap pasar lokal Myanmar dan pasar ekspor.
"Rencananya bikin pabrik berkapasitas 1 juta ton untuk ekspor ke Bangladesh dan Timur Tengah," jelas Dwi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.