Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Sebab Ekonomi Indonesia Melambat di Kuartal II

Kompas.com - 04/08/2013, 12:26 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal II-2013 hanya naik 5,81 persen secara year on year (YOY), lebih rendah dari pencapaian di kuartal I-2013 sebesar 6,03 persen. Perlambatan tersebut disebabkan beragam faktor, baik menyangkut konsumsi domestik maupun investasi. Ekonom Bank Mandiri, Destry Damayanti, mengatakan, pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di periode tersebut memang lebih rendah dari konsesi analis sebesar 5,85 persen (YOY).

"Pelambatan perekonomian Indonesia ini karena berkurangnya konsumsi domestik, baik dari konsumsi swasta maupun investasi," kata Destry di Jakarta, Minggu (4/8/2013).

Ia menerangkan, penurunan sektor konsumsi domestik disebabkan oleh kebijakan Bank Indonesia (BI) yang baru saja merilis kenaikan suku bunga acuan BI (BI Rate) sebesar 75 basis poin (bps) dalam dua bulan terakhir. Efeknya, bunga pinjaman juga naik. Hal ini berdampak ke sektor investasi. Kredit perbankan ke sektor investasi berkurang akibat naiknya bunga kredit.

"Untuk investasi memang sedikit ada pelambatan sebesar 4,67 persen dibanding analisis kami sebesar 5 persen. Sementara itu, konsumsi swasta masih relatif tangguh karena bisa naik 5,1 persen (YOY) dibanding prediksi kami 4,9 persen," tambahnya.

Di kuartal III-2013, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih tertekan. Hal ini disebabkan oleh dampak kenaikan bahan bakar minyak yang berpengaruh terhadap inflasi. Menurut Destry, kenaikan inflasi di Juli 2013 sebesar 3,29 persen menyurutkan minat masyarakat dalam konsumsi domestik.

Ia berharap konsumsi domestik meningkat di momen Lebaran. Program bantuan langsung sementara masyarakat/BLSM sebagai kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi diharapkan juga dapat mendongkrak konsumsi.
"Memang di kuartal III-2013 ini permintaan domestik masih akan berkurang. Namun, di akhir tahun kami harapkan bisa naik karena banyak pengeluaran untuk pemilu. Kami harap ekonomi Indonesia bisa rebound," ujarnya.

Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada sepanjang 2013 ini akan mencapai 5,9-6,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com