Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sepekan IHSG Merosot 1,55 Persen

Kompas.com - 18/08/2013, 10:08 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan mengalami penurunan 72,13 poin (1,55 persen). Nilai tersebut lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang hanya turun 18,09 poin (0,39 persen).

Penurunan juga terjadi pada indeks utama lainnya  seperti indeks LQ45 yang turun 2,08 persen.

Di sisi lain, laju indeks sektoral mayoritas juga tampak melemah dimana penguatan hanya terjadi pada indeks pertambangan (8,17 persen) dan properti (1,03 persen).  Pelemahan dipimpin indeks perkebunan, diikuti indeks aneka industri dan keuangan dengan pelemahan 5,55 persen, 5,13 persen dan 3 persen.

Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, sepekan setelah libur Lebaran pergerakan IHSG selama sepekan masih variatif cenderung sideways. "Kondisi berbeda dialami IHSG untuk tahun ini dimana sentimen yang ada tidak sepenuhnya kondusif sehingga pergerakan positif yang diharapkan pasca libur lebaran tampaknya tidak terjadi," kata Reza di Jakarta.

Meski sempat terjadi kenaikan, kata Reza, namun oleh karena tidak diimbangi dengan positifnya sentimen yang ada maka hanya dimanfaatkan untuk profit taking.

Reza menduga kemungkinan belum banyaknya aktivitas trading para investor pasca libur lebaran ditambah dengan keengganan untuk masuk ke pasar karena kondisi yang kurang kondusif membuat IHSG tidak banyak bergerak.

Menurutnya, sentimen utama memang datang dari global. Namun, sentimen dari dalam negeri terkait laju nilai tukar rupiah, Rapat Dewan Gubernur BI, hingga pidato kenegaraan Presiden turut mewarnai perdagangan sepekan kemarin.

Sepanjang pekan kemarin, asing tercatat melakukan jual bersih (nett sell) sebesar Rp 1,37 triliun, dibandingkan pekan sebelum libur lebaran yang tercatat beli bersih (nett buy) sebesar Rp 4,12 triliun.

Reza menambahkan, mengawali pekan kemarin, tampaknya IHSG telat dalam merespon sentimen negatif di pasar. Di saat bursa saham Asia di awal pekan mulai bergerak positif seiring sentimen kenaikan harga komoditas, IHSG justru melemah.

"Fenomena penurunan ini pun juga jarang terjadi karena biasanya secara historis dalam beberapa tahun terakhir, laju IHSG cenderung positif setelah libur panjang Idul Fitri," tambahnya.

Adanya imbas rilis lonjakan inflasi Juli 2013, ekspektasi kenaikan BI rate di bulan Agustus, masih lemahnya nilai rupiah, dan sentimen negatif lainnya membuat IHSG harus mendekam di zona merah.

Di hari berikutnya, positifnya laju bursa saham Asia sejak awal pekan membuat IHSG juga ingin mengikuti laju positifnya. Apalagi melihat Nikkei yang sedang didera sentimen negatif dari penurunan GDPnya namun, mampu rebound sehingga menambah semangat laju IHSG untuk ikut rebound juga.

"Kombinasi yang pas dari positifnya bursa saham Asia, diikuti oleh laju pasar saham Eropa yang juga positif, dan stabilnya rilis data-data ekonomi Asia-Eropa membuat IHSG sempat mampir di jalur hijau," katanya.

Adanya hasil RDG-BI yang tetap mempertahankan level BI rate di 6,5 persen dan asing yang kembali melakukan nett buy turut memberikan sentimen positif. Namun, jelang akhir pekan IHSG kembali dilanda aksi profit taking seiring mulai turunnya bursa saham AS yang berimbas pada bursa saham Eropa dan Asia seiring dengan makin meningkatnya ekspektasi pengurangan stimulus The Fed.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com