Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melemah, Ini Tanggapan Sri Mulyani

Kompas.com - 19/08/2013, 15:12 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Managing Director Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati ikut angkat bicara soal pelemahan nilai tukar rupiah yang sudah menembus level Rp 10.500 per dollar AS. Ada beberapa sentimen yang menyebabkan rupiah mendekati level terendah dalam empat tahun ini.

Sri Mulyani menyebutkan, pelemahan rupiah ini dikontribusikan dari sisi eksternal dan internal. Khusus eksternal, pelemahan rupiah berasal dari pelemahan ekspor, terutama dari sisi volume.

Bagaimanapun, kondisi ekspor ini memang tergantung dari pasar di luar negeri.  "Kondisi pelemahan ekonomi China akan menyebabkan export driven ini tidak bisa menjadi andalan. Tapi kalau mau mengubah menjadi demand driven, tidak berarti bisa otomatis sebab ada implikasi ke neraca perdagangan yang juga berdampak ke nilai tukar," kata Sri Mulyani saat diskusi di 2nd Congress of Indonesian Diaspora di Jakarta Convention Center, Senin (19/8/2013).

Selama ini, pelemahan pertumbuhan ekonomi negara-negara di regional maupun global menyurutkan impor produk komoditas dari Indonesia. Hal tersebut tecermin dari neraca pembayaran Indonesia yang melemah.

Dari sisi dalam negeri, mantan menteri keuangan ini menyarankan agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak dikontribusikan dari sisi konsumsi semata.

"Saat ini, investasi dalam negeri sedang melemah. Ini bukan berita yang baik. Tapi kalau mau pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bagus, maka investasi harus ditingkatkan, khususnya investasi yang produktif dan bukan konsumtif semata," tambahnya.

Kedua hal ini (baik dari eksternal maupun internal) harus diperbaiki oleh Pemerintah Indonesia saat ini. Sebab, bila kedua kondisi tersebut melemah, otomatis akan mengakibatkan pelemahan rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

7 Instrumen Kebijakan Fiskal yang Sering Digunakan di Indonesia

Whats New
Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Kemenhub Tambah 10.000 Kuota Mudik Gratis 2024 Menggunakan Bus

Whats New
CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

CKB Logistics Optimalkan Bisnis Melalui Kargo Udara

Whats New
Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Angkutan Lebaran 2024, Kemenhub Siapkan Sarana dan Prasarana Transportasi Umum

Whats New
Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Reksadana Saham adalah Apa? Ini Pengertiannya

Work Smart
Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Menhub Imbau Maskapai Tak Jual Tiket Pesawat di Atas Tarif Batas Atas

Whats New
Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com