Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertekan Saham Perbankan, Wall Street Lanjutkan Penurunan

Kompas.com - 20/08/2013, 07:04 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com  - Saham-saham di Wall Street ditutup lebih rendah pada Senin (19/8/2013) waktu setempat, (Selasa pagi WIB), melanjutkan tren penurunan mereka karena berita ekonomi biasa-biasa saja dan imbal hasil obligasi lebih tinggi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 70,73 poin (0,47 persen) ditutup pada 15.010,74. Indeks S&P 500 berkurang 9,77 poin (0,59 persen) menjadi 1.646,06, sementara indeks komposit teknologi Nasdaq terkoreksi 13,69 poin (0,38 persen) ke posisi 3.589,09.

Saham AS telah jatuh selama dua minggu berturut-turut seiring dengan data ekonomi yang biasa-biasa saja, pendapatan ritel mengecewakan dan imbal hasil obligasi lebih tinggi akibat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan segera mengurangi program pembelian obligasinya.

"Di pasar tidak ada sesuatu yang benar-benar memacu pola pikir orang sejak mereka meninggalkan (perdagangan) Jumat," kata Michael James, direktur perdagangan ekuitas Wedbush Securities, menambahkan bahwa volume perdagangan yang tipis juga menekan gerakan.

"Kami memiliki minggu kami terburuk dari minggu tahun lalu dan saya pikir sentimen berlanjut ke hari ini tanpa berita nyata atau aksi korporasi individu," sebutnya.

Ia mengatakan, data penting minggu ini dari Amerika Serikat, China dan zona euro bisa memacu pergeseran pemikiran pasar, termasuk wawasan baru dari risalah pertemuan Federal Reserve pada Rabu dan pertemuan tahunan Fed pada akhir pekan di Wyoming.

Bank-bank besar berada di antara saham-saham yang mengalami penurunan terbesar setelah sebuah laporan Federal Reserve mengatakan perusahaan perlu meningkatkan proses perencanaan modal mereka, termasuk akuntansi yang lebih baik untuk risiko keuangan.

Bank of America turun 1,9 persen, Citigroup kehilangan 2,0 persen dan JPMorgan Chase merosot 2,7 persen. JPMorgan juga menghadapi penyelidikan federal dalam praktik perekrutannya di China, kasus terbarunya dalam serangkaian pelanggaran peraturan.

Apple naik 1,1 persen menyusul laporan bahwa pihaknya telah meminta para pemasoknya yang berbasis di Taiwan untuk memulai pengiriman dua versi baru dari iPhone pada bulan depan, termasuk model berharga murah. Namun Apple menolak berkomentar.

Komponen Dow, Intel naik 1,7 persen setelah peringkat sahamnya dinaikkan oleh Piper Jaffray, yang menyatakan saham "oversold" karena ketakutan yang tidak beralasan bahwa pasar komputer pribadi akan menghilang.

Sementara perusahaan minyak Apache turun 4,6 persen di tengah kekhawatiran kinerja keuangan perusahaan dapat terhalang oleh kekerasan yang melanda Mesir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com