Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengurangan Stimulus Tidak Jelas, Wall Street Melorot

Kompas.com - 22/08/2013, 07:20 WIB
SHUTTERSTOCK

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street mengakhiri hari yang yang bergelombang lebih rendah pada Rabu (21/8/2013) waktu setempat, (Kamis pagi WIB), setelah risalah pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve tidak memberikan kejelasan lebih lanjut tentang rencana bank sentral untuk program stimulusnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 105,44 poin (0,70 persen) menjadi ditutup pada 14.897,55. Indeks berbasis luas S&P 500 turun 9,55 poin (0,58 persen) menjadi 1.642,80, sedangkan indeks komposit Nasdaq menyerah 13,80 poin (0,38 persen) menjadi 3.599,79.
     
Risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) 30-31 Juli menunjukkan Fed terus berdebat tentang kapan waktu penarikan program pembelian obligasinya 85 miliar dolar AS per bulan

Art Hogan, kepala strategi produk di Lazard Capital Markets, mengatakan ketidakjelasan posisi Fed meningkatkan ketidakpastian. "Pasar ingin lebih jelas dan mereka tidak mendapatkan itu," kata Hogan.

"Pasar bereaksi terhadap kevakuman berita baru ini dan mereka menjual," tambah dia.

Visa naik 3,0 persen menyusul laporan bahwa Federal Reserve bermaksud untuk naik banding atas keputusan pengadilan federal AS yang bisa membatasi biaya yang Visa dapat bebankan kepada para merchant. Sebuah keputusan Pengadilan Distrik AS pada Juli 2013 mengatakan Fed harus berbuat lebih untuk membatasi biaya yang telah mengirim saham Visa melemah tajam.
     
Perusahaan biofarmasi Incyte melonjak 33,5 persen setelah melaporkan bahwa uji obat ruxolitinibnya untuk kanker pankreas metastatik menyebabkan tingkat kelangsungan hidup enam bulan 42 persen dibandingkan dengan 11 persen untuk kelompok plasebo.

Lowe menguat 3,9 persen setelah labanya melonjak 26 persen dan perusahaan menaikkan proyeksi laba setahun penuh dari 2,05 dollar AS per saham menjadi 2,10 dollar AS. Prospek perusahaan telah meningkat berkat pasar perumahan bangkit kembali.

Target turun 3,6 persen setelah labanya merosot 13,2 persen dan perusahaan mengatakan laba setahun penuh akan berada di ujung terendah dari panduannya. Pengecer mengutip "berlanjutnya kehati-hatian belanja oleh konsumen dalam menghadapi tekanan anggaran rumah tangga yang sedang berlangsung" di AS.

Staples merosot 15,3 persen setelah labanya turun 4,9 persen dan perusahaan memproyeksikan laba setahun penuh pada 1,21-1,25 dollar AS per saham, di bawah 1,32 dollar AS yang diperkirakan oleh analis. "Hasil kuartal kedua lebih lemah dari yang diharapkan," kata perusahaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com