"Produksi ikan hiasnya selama musim kemarau basah ini, menurun drastis. Biasanya, setiap bulan bisa memproduksi 900 ekor ikan koi hias, saat ini maksimal hanya sampai 400 ekor saja," terang Santoso, Ketua Kelompok Petani Ikan Koi Blendangan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Jumat (23/08/2013).
Ia memaparkan, anggota kelompok tani ikan koi berjumlah lebih dari 25 orang. Sepuluh diantaranya merupakan petani ikan. Sedangkan sisanya adalah yang bertugas memasarkan produksi tani. "Akibat kemarau basah dan ketidak pastian cuaca ini, ikan banyak yang mati," katanya.
Ikan yang mati tidak hanya ikan-ikan berusia muda saja, tetapi ikan indukan pun yang relatif mempunyai daya tahan tinggi juga mati. Selain itu telur juga tidak menetas, "Dua minggu kemarin ada 40 ekor ikan indukan yang mendadak mati. Padahal, setiap ekor indukan tersebut harganya mencapai Rp 2 juta," katanya.
Jika dibiarkan seperti ini, sebut Santoso, para petani ikan Koi akan mengalami kerugian cukup besar. Menurutnya, ikan koi hasil dari kelompok tani ini sudah dipasarkan sampai ke Qatar.
Sementara itu Kepala Bidang Perikanan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Suparmono mengimbau, agar para petani ikan hias segera mengambil vitamin dan antibiotik dikantor dinas bidang perikanan.
"Untuk gangguan cuaca kita sediakan vitamin dan antibiotik gratis. Cukup dengan surat yang diketahui dari penyuluh," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.