Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta: Saya Banyak Diprotes Asing

Kompas.com - 26/08/2013, 14:52 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengaku mendapat protes dari mitra asing soal kebijakannya yang telah berlaku hingga saat ini. Hatta dianggap terlalu protektif terhadap domestik dan kurang ramah pada asing.

"Saya banyak diprotes oleh mitra asing kita atas kebijakan tersebut. Bahkan dalam harian Asia Wall Street Journal dikatakan Hatta-nomics bercirikan proteksionisme, lebih restricted dan import barrier serta kurang ramah pada investor asing," kata Hatta saat menyampaikan orasi "Akselerasi Pembangunan Berbasis Pengetahuan: Optimalisasi Kebijakan Inovasi" di Gedung BPPT Jakarta, Senin (26/8/2013).

Kebijakan yang dimaksud Hatta adalah kebijakan ekonomi yang tidak mendorong berbasis nilai tambah (value added), sehingga membuat bangsa Indonesia tidak berdaya saing, mematikan kreativitas dan inovasi. Itulah sebabnya sejak tahun depan nanti Indonesia tidak lagi mengizinkan menjual sumber daya mineral berupa bahan mentah. "Makanya kita wajibkan membangun industri hilir (smelter)," tambahnya.

Menurut Hatta, pandangan media dan mitra asing ini keliru. Justru yang benar adalah pemerintah mengharapkan agar tata niaga internasional lebih adil dan lebih mengolah kekayaan alam agar bernilai tambah sehingga tidak memiliki defisit neraca perdagangan yang tinggi tapi juga neraca kerja yang tinggi. Dengan kondisi ini, jangan hanya kuli saja yang bekerja tapi engineer juga ikut berkarya.

Guna mewujudkan upaya itu, melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3EI), Indonesia harus menggelorakan pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang makin berkualitas dengan mencetak tenaga kerja terampil berlatar belakang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Di sisi lain, pembangunan SDM berkualitas ini, dilakukan dengan mempertajam kualifikasi dan kualitas pendidikan hingga makin relevan dengan tuntutan pembangunan antara lain melalui perbaikan kurikulum yang sesuai dengan peningkatan standarisasi tenaga akademik di semua lini kegiatan pendidikan.

"Program akademik di pendidikan tinggi, harus menjadi jejaring yang mengisi dan mengembangkan rantai nilai tambah dari segenap komoditas atau sektor yang dikembangkan di masing-masing koridor ekonomi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com