"Saya itu tidak punya dollar AS, tapi rupiah banyak. Saya ingin Indonesia tumbuh, makanya saya gemas kalau dollar AS naik," kata Hary selepas acara ulang tahun MNC Business Channel di MNC Tower Jakarta, Rabu (28/8/2013) malam. Dia mempersilakan publik melihat laporan keuangan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) untuk mengecek klaim kepemilikan mata uangnya.
Dalam kesempatan itu Hary menyebutkan aset kas perusahaannya adalah rupiah senilai Rp 4 triliun dan tak ada yang berupa dollar AS. Dia berpendapat kepemilikan aset kas berupa dollar AS hanya menguntungkan spekulan, sementara ekonomi dalam negeri akan rusak.
"Kalau ingin rupiah menguat, jangan cuma diimbau (pengusaha untuk melepas dollar AS), tapi buat aturan jelas dan tegas. Ini adalah tugas pemerintah," tegas Hary. Dia pun menambahkan persoalan-persoalan semacam ini merupakan salah satu alasan dia memilih menceburkan diri ke dunia politik.
Kiprah politik Hary dimulai dengan terlibat dalam organisasi massa Nasional Demokrat, beralih mendirikan ormas baru Perindo setelah "bercerai" dari kepengurusan Nasional Demokrat yang telah menjadi partai politik, dan terakhir bergabung ke Partai Hanura yang kemudian bahkan berencana mengusungnya menjadi calon Wakil Presiden. "Kalau saya jadi (Wakil Presiden), saya akan bereskan (pelemahan rupiah ini)," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.