Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Orang Kaya RI Simpan Dana Triliunan di Singapura

Kompas.com - 29/08/2013, 15:11 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, saat ini ada orang kaya Indonesia yang banyak menempatkan dananya di luar negeri, seperti Singapura.

Setidaknya, ada dana sekitar Rp 1.500 triliun mengendap di bank Singapura. "Menurut saya, ini bukan soal layanan perbankan di Indonesia lebih jelek dibanding Singapura, tapi ini lebih karena infrastruktur, hukum, hingga pajak," kata Budi saat membuka konferensi pers Outlook 2013 Bank Mandiri di kantornya, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Budi menambahkan, salah satu faktor yang membuat nasabah percaya menaruh dananya di Singapura adalah faktor keamanan (security). Sebab, dengan kondisi pelemahan ekonomi domestik Indonesia seperti saat ini, menaruh dana di tempat yang aman menjadi satu-satunya pilihan bagi orang kaya.

Padahal, kata Budi, Singapura bukan menjadi satu-satunya negara teraman untuk menaruh dananya. Jika becermin pada sejarah perpolitikan negara di zaman dulu, negara Swiss merupakan negara teraman dan belum pernah terjadi konflik apa pun.

"Sejak zaman perang dunia pertama dulu, ada negara-negara yang aman dari perpolitikan dunia, misalnya Abu Dhabi, Bahrain, Hongkong, Singapura, hingga Uruguay. Tapi ada satu negara yang tidak pernah dijajah, yaitu Swiss, makanya orang-orang kaya ini menempatkan dananya di sana," jelasnya.

Swiss merupakan negara yang menjadi pusat uang dari berbagai negara di dunia, tidak terkecuali dari Indonesia. "Namun, percayalah, jika negara kita punya landasan hukum yang jelas, infrastruktur baik, uang milik orang kaya tersebut akan balik lagi ke sini (Indonesia)," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com