"Dari segi pasokan kurang sehingga timbul harga tinggi," kata Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar di Istana, Kamis (29/8/2013) petang.
Mahendra memaparkan, inflasi bisa disebabkan oleh peningkatan permintaan, tetapi juga bisa dipicu kenaikan biaya. "(Inflasi karena kenaikan harga), cost push istilahnya," kata dia.
Dalam konteks inflasi dipicu permintaan berlebihan, ujar Mahendra, tingkat suku bunga merupakan instrumen yang menjadi solusi. Namun bila inflasi lebih disebabkan lonjakan harga, persoalan pemenuhan pasokan itu yang harus dikedepankan. "Jadi bukan permintaan distop, karena permintaan wajar," ucap Mahendra.
Kenaikan BI Rate diakui Mahendra akan lebih banyak berdampak pada stabilitas nilai tukar, termasuk menyikapi fluktuasi kurs rupiah terhadap dollar AS. "(Tapi) kalau harga pangan, itu persoalannya tata niaga dan pasokan. Itu yang harus diatasi sendiri," aku dia.
Bank Indonesia, Kamis (29/8/2013), mengumumkan kenaikan kembali BI Rate, dari 6,5 persen per 11 Juli 2013 menjadi 7 persen. Sebelumnya, Rabu (28/8/2013), Bank Indonesia juga memperkirakan inflasi 2013 bisa mencapai 9,2 persen bila tak ada upaya khusus untuk mengantisipasinya.
Kenaikan BI Rate mendapat sambutan positif pasar. Indikator respons positif itu setidaknya merujuk pada kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia setelah anjlok berkepanjangan, dan penguatan tipis rupiah terhadap dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.