Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Terkerek Kenaikan BI Rate

Kompas.com - 02/09/2013, 08:57 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) sebesar 50 bps menjadi 7 persen memberi dampak pada penguatan rupiah. Harapannya, rupiah akan terus menguat seiring dengan berjalannya paket kebijakan ekonomi yang telah dirilis.

Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah masih terhitung melemah sepanjang pekan kemarin. Namun demikian, jelang akhir pekan rupiah mulai menunjukkan laju kenaikannya. "Tampaknya pelaku pasar merespon positif langkah BI yang memutuskan untuk memperkuat bauran kebijakan lanjutan yang di antaranya menaikkan BI Rate sebesar 50 bps menjadi 7 persen," kata Reza di Jakarta, Senin (2/9/2013).

Kebijakan BI lainnya yang turut mengerek kenaikan rupiah antara lain suku bunga Lending Facility (LF) naik sebesar 25 bps menjadi 7 persen dan suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 50 bps menjadi 5,25 persen. Selain itu, juga terdapat kebijakan pengelolaan likuiditas valas, lelang term deposit, pembelian SBN di pasar sekunder, lelang Sertifikat Deposito BI (SDBI) dan lainnya.

Pekan lalu, rupiah masih dibayangi sentimen ketidakpastian kapan diberlakukannya pengurangan stimulus dari The Fed. Hasil dari simposium Jackson Hole di pekan sebelumnya menunjukkan adanya himbauan bahwa kebijakan stimulus The Fed untuk diakhiri secara bertahap, namun belum jelas kapan mulai diberlakukannya.

"Pelaku pasar juga dihadapkan pada spekulasi penilaian masih tingginya angka inflasi pada Agustus sehingga memberi tekanan pada rupiah," tambahnya.

Di sisi lain, pro kontra terkait melemahnya nilai tukar rupiah membuat laju rupiah variatif disertai dengan aksi lepas posisi. Padahal laju dollar AS sempat mengalami pelemahan, terutama terhadap Yen Jepang dan Euro terkait rencana pemerintahan AS untuk invasi militer ke Suriah sehingga menambah ketidakpastian selain masalah tappering stimulus The Fed.

Selain itu, adanya penilaian dari DPR bahwa terus melemahnya nilai tukar ini, bukan hanya karena neraca berjalan yang defisit tetapi juga ada faktor spekulan mata uang dan pernyataan Menteri Keuangan bahwa ekonomi Indonesia saat ini memang dalam kondisi tidak biasa, namun belum krisis juga belum dapat menenangkan pasar saat itu.

"Ditambah lagi rupiah juga terimbas pelemahan mata uang Asia setelah laju nilai tukar rupee India anjlok cukup dalam dan menyeret mata uang Asia lainnya. Laju rupiah akhirnya bisa menguat setelah mengalami pelemahan selama tiga hari berturut hingga hampir menyentuh level Rp 11.000 (berdasarkan kurs tengah BI)," tambahnya.

Diperkirakan rupiah akan berada pada rentang harian Rp 10.880-10.948 per dollar AS berdasarkan kurs tengah BI hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com