Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR Panggil Perusahaan Investasi Emas Bermasalah

Kompas.com - 03/09/2013, 09:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak seperti biasa, ruang rapat Komisi XI DPR penuh sesak pada Senin (2/9/2013) kemarin. Ya, ada sekitar 150 orang yang mengaku nasabah korban investasi emas bodong mengadukan nasibnya kepada Anggota DPR Komisi XI.

Mereka mengaku sebagai nasabah perusahaan investasi emas PT Gold Bullion Indonesia (GBI), PT Makira Nature, PT Lautan emas, PT Trimas Mulia, PT Peresseia Mazekadwisapta Abadi (Primaz), dan PT Golden Traders Indonesia Syariah (GTIS). Meskipun, agenda sidang hari itu sejatinya hanya untuk mendengarkan keluhan nasabah GBI.

Di meja pimpinan Komisi XI tampak beberapa orang anggota DPR yang mendengarkan keluh kesah mereka. Seperti Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz, didampingi oleh Arif Budimanta, Andi Timo Pangerang, Maruarar Sirait, dan Andi Rahmat.

Elva Tazar, nasabah GBI asal Surabaya tampak puas setelah menyampaikan unek-unek ke hadapan wakil rakyat. Setidaknya, ia mendapatkan angin segar untuk berharap uang kejeblos di investasi emas bisa kembali. "Saya datang ke sini itu jihad, mempertahankan hak saya," katanya.

Ia sejenak lupa jika harus keluar duit banyak untuk bisa datang ke ruang sidang itu. Maklum, ia harus dua kali membeli tiket pesawat, lantaran tiket pertama hangus akibat ia terlambat datang ke Bandara Juanda Surabaya.

Eva tergiur investasi GBI pada awal 2013, saat perusahaan investasi asal Malaysia itu memperkenalkan produk investasi emas di salah satu hotel mewah di Surabaya.
Elva kian keblinger, setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi sertifikat halal atas produk investasi emas GBI. Alhasil duit Rp 250 juta pun rela ia tanam dengan harapan mendapatkan bonus (atthoya) 2,5 persen per bulan.

Bukannya untung yang ia raih, justru buntung yang ia dapat. Terhitung sejak Maret 2013, GBI tidak lagi memberikan imbal hasil investasi.

Terlebih Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencabut izin usahanya. "Saya tertipu. Demi Allah saya masuk GBI karena sertifikat MUI," kata Elva berapi-api.

Nasibnya ini juga dialami ribuan nasabah lainnya. Nasabah menyebut ada 2.500 nasabah GBI dengan total tagihan mencapai Rp 1,2 triliun.

Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis yang memimpin rapat, menyatakan kesediaannya untuk membantu nasabah tersebut untuk menyelesaikan proses pengembalian dana mereka. Pada pertemuan itu, Harry sempat menyalahkan nasabah mengapa mau menanamkan duit di investasi yang tidak jelas legalitasnya ini.

Rencananya, Selasa (10/9/2013) depan, DPR akan memanggil Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Satgas investasi, Kepala BKPM, Kapolri dan pimpinan perusahaan investasi emas tersebut untuk meminta penjelasan. DPR ingin memastikan apa yang sudah dilakukan oleh otoritas dan penegak hukum dalam menangani kasus investasi ini. "Harus ada pertanggungjawaban, kalau ada pelanggaran yang sifatnya administratif harus pecat," tegasnya.

Anggota DPR Andi Rahmat, menambahkan, pemanggilan lembaga tersebut juga dilakukan untuk mencegah adanya upaya cuci tangan mereka sebagai otoritas yang mengawasi produk investasi. Selain itu, DPR sekaligus ingin memastikan kebijakan apa kebijakan pemerintah untuk mencegah terulangnya kasus investasi bodong ini.

Andi meminta pemerintah tegas. "Kalau ternyata ditemukan indikasi penyimpangan, asetnya perlu di-freeze, sampai ada audit baru diputuskan apakah perusahaan seperti itu boleh jalan atau tidak," tandasnya.

Kini nasabah investasi emas sedikit terobati oleh respon positif Komisi XI. Mengingat, berbagai langkah ditemui mulai dari Pengadilan sampai melapor ke Kepolisian dan sejumlah institusi yang terkait. "Tapi hasilnya sama saja, nihil," kata perwakilan nasabah GBI, Ahmadi.

Meski tak ada jaminan uang nasabah investasi emas ini bisa kembali, semoga janji politisi Senayan ini bukan sekadar untuk mencari simpati agar bisa terpilih lagi pada pemilihan legislatif pada tahun depan.(Agus Triyono, Emma Ratna Fury)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Anak Usaha Kimia Farma Jadi Distributor Produk Cairan Infus Suryavena

Whats New
Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Cara Cek Formasi CPNS dan PPPK 2024 di SSCASN

Whats New
Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Pertamina Patra Niaga Apresiasi Polisi Ungkap Kasus BBM Dicampur Air di SPBU

Whats New
HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com