Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kedelai Melonjak, Ini Tanggapan Mendag

Kompas.com - 04/09/2013, 09:09 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, kenaikan harga kedelai yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh dua hal. Apa saja?

"Harga kedelai naik karena nilai tukar rupiah melemah dan harga kedelai impor dari Amerika Serikat sedang tinggi," kata Gita di kantornya, Jakarta, Selasa (3/9/2013) malam.

Ia menambahkan, dengan nilai tukar rupiah yang melemah ini membuat harga kedelai impor menjadi mahal. Sehingga saat barang impor tersebut berada di pasar, harganya juga semakin tinggi.

Ditambah lagi, harga kedelai impor dari Amerika Serikat yang notabene menjadi negara pemasok kedelai utama ke Indonesia juga sedang melonjak akibat kemarau panjang. Sehingga hal ini juga menambah kenaikan harga lagi sesampainya di Indonesia.

Untuk mengantisipasi harga kedelai impor yang melonjak, pihaknya sudah bernegoisasi dengan produsen kedelai dari pasar lainnya seperti Uruguay, Brazil dan Argentina. "Ini akan menjadi sumber lain selain dari pasar Amerika Serikat," katanya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, kenaikan harga kedelai yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan karena nilai tukar rupiah yang melemah. Sebab, mayoritas kedelai dalam negeri dipenuhi dari impor.

Selama ini, kebutuhan kedelai domestik sebesar 2,5 juta ton setahun. Sementara dalam negeri hanya mampu mencukupi sebesar 700-800 ribu ton setahun. Sehingga sisanya harus dipenuhi dari impor. "Kalau sekarang, suplai tidak ada masalah. Tapi karena dollar AS menguat (rupiah melemah), tiba-tiba harga kedelai naik," kata Rusman saat ditemui di Jakarta Convention Center, Jumat (30/8/2013).

Ia menambahkan, gejolak harga kedelai sebelumnya juga pernah terjadi. Tapi kenaikan harga kedelai ini bukan karena harga rupiah melemah (dollar AS menguat). Jika di tahun sebelumnya, kenaikan harga kedelai memang disebabkan karena faktor suplai kedelai yang kurang. Kebetulan stok kedelai di Amerika Serikat berkurang karena musim kemarau. Sehingga harga kedelai menjadi mahal.

"Makanya lebih baik kita berjaya sendiri dengan memproduksi sendiri. Masalahnya, kedelai ini cocoknya di iklim subtropis, bukan di iklim tropis seperti negara kita," jelasnya.

Solusinya, pemerintah akan menggalakkan varietas unggul baru untuk bisa meningkatkan produksi dalam negeri. Saat ini, pemerintah masih melihat jenis varietas apa saja yang cocok untuk diterapkan di pasar domestik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com