Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Kernet, Kini Kostaman Juragan Buah Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 05/09/2013, 11:02 WIB

KOMPAS.com — Pepatah lama yang menyatakan "hidup seperti roda berputar" tampaknya berlaku bagi Kostaman. Berawal dari menjadi asisten sopir angkutan buah dan sayuran, kini Kostaman sukses menjadi pemasok buah dan sayuran ke sejumlah gerai ritel dengan omzet ratusan juta rupiah per bulan.

Lewat perusahaan Yan's Fruit and Vegetables, ia rutin memasok buah dan aneka sayuran segar ke berbagai supermarket ternama di Jakarta, seperti Sogo, Grand Lucky, Ranch Market, dan Papaya.

Kostaman mengawali kariernya sebagai asisten sopir angkutan pemasok buah dan sayuran dari sebuah perusahaan asal Jepang yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Profesi ini ditekuninya sejak tahun 1997.

Sebagai asisten sopir, tugas Kostaman hanya membantu sopir mengangkut dan mendistribusikan buah dan sayuran. "Tetapi, waktu itu sopirnya malas, jadi saya diminta menghadapi supervisor atau manajernya untuk administrasi dan serah terima," kenang pria kelahiran Bandung, 31 Mei 1971, itu.

Pengalaman berhubungan dengan supervisor dan manajer ini menambah wawasan dan pengetahuan Kostaman. Ide untuk terjun langsung ke usaha ini mulai didapatnya sekitar tahun 1999. Ketika itu, Jakarta tengah dilanda krisis pasokan stroberi.

Padahal, permintaan stroberi di sejumlah gerai ritel di Jakarta sangat tinggi. Selama menjadi asisten sopir, berapa pun stroberi yang dibawa dari Bandung, selalu habis diborong peritel.

Ditambah lagi, saat itu sedang terjadi krisis pasokan stroberi. Pihak ritel pasti akan menampung bila ada pasokan stroberi. Dari situ ia kemudian tergerak memasok stroberi ke kawasan Jakarta. Kebetulan, ia tahu produsen stroberi berkualitas bagus di Bandung, yakni Ciwidey.

Berbekal relasinya dengan para manajer dan supervisor supermarket, Kostaman pun mulai menawarkan stroberi dari para petani Ciwidey.

"Dulu prosesnya lebih mudah dari sekarang. Asal kualitasnya sesuai, saya bisa memasok," terang Kostaman yang hanya tamatan sekolah dasar ini. Sejak itulah, ia dikenal sebagai pemasok stroberi.

Saat itu, ia masih bergabung di perusahaan lama tempatnya bekerja sebagai asisten sopir. Untuk memulai usaha sendiri, ia masih terkendala modal. Akhirnya, ia mengajak temannya untuk bergabung.

Setelah mendapat teman kongsi, tahun 2000 ia mundur dari perusahaannya. "Modal awal saya Rp 7 juta," ujarnya. Ketika itu langsung mendirikan usaha dengan brand Yan's Fruit and Vegetables. Awalnya, ia menjalin kerja sama dengan petani melalui sistem pemberian bibit. Kini, kerja samanya telah meningkat pada tingkat pengepul.

Usaha Kostaman terus berkembang, hingga tahun 2003 ia ditawari seorang manajer untuk memasok berbagai kebutuhan sayuran di supermarket besar. Sejak itu, Kostaman rutin memasok 125 item sayuran, seperti kol, brokoli, paprika, dan cabai. "Untuk buah, saya memasok stroberi saja," ujarnya.

Tercatat sekitar 35 supermarket di Jakarta kini berlangganan sayur dengan Kostaman. Dalam sehari ia bisa memasok lima ton buah dan sayuran ke supermarket, dengan omzet Rp 400 juta per bulan.

Ingin saingi sayur China

Kini Kostaman memiliki 24 karyawan yang semuanya merupakan warga satu kampungnya. Untuk sukses seperti sekarang, tak terhitung pengorbanan waktu dan tenaga yang dicurahkannya untuk mengembangkan usaha. "Kunci sukses saya terus bekerja keras agar usaha tidak merosot," katanya.

Sebagai pengusaha, ia tak ingin bisnisnya menyusut yang berujung pada pemangkasan tenaga kerja. Berbagai terobosan terus dilakukan agar skala usahanya bisa terus berkembang. Salah satunya adalah dengan mengubah jadwal kerja menjadi sore hingga dini hari.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com