Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap-siap, Australia Akan Pangkas Bantuan Luar Negerinya

Kompas.com - 05/09/2013, 15:57 WIB

SYDNEY, KOMPAS.com — Pemerintahan baru Australia kemungkinan akan memangkas secara besar-besaran bantuan yang diberikan kepada negara lain, lantaran negari kanguru itu akan lebih fokus untuk membangun infrastruktur di negaranya sendiri.

Kebijakan itu kelihatannya akan dijalankan, menyusul potensi kemenangan yang diraih oleh kandidat perdana menteri, Tony Abbott. Dalam kampanyenya, pemimpin Partai Liberal Nasional ini menjanjikan akan mengalokasikan dana untuk infrastruktur sebesar 40 miliar dollar Australia atau sekitar Rp 390 triliun jika dia terpilih.

Ekonomi menjadi isu utama dalam pertarungan antara Tony Abbott melawan PM yang saat ini masih menjabat. Dia juga menjanjikan akan membayar utang negara sebesar 16 miliar dollar Australia.

"Kami akan menempuh kebijakan untuk mendorong perekonomian Australia bertumbuh, serta memberikan pekerjaan untuk keluarga di Australia. Yang penting adalah memberikan kesempatan bagi warga Australia untuk menentukan kehidupannya," ujar juru bicara bagian keuangan dari kubu Abbott, Joe Hockey.

Kebijakan ekonomi lain yang juga digagas Tony Abbott adalah menghapuskan pajak polusi perusahaan serta pajak keuntungan dari bisnis pertambangan. Dia juga akan mengintrodusi skema cuti yang dibayar, dengan kebutuhan dana mencapai 5,5 miliar dollar Australia per tahunnya untuk hal itu.

Bagian lain yang juga akan dipangkas oleh Australia jika Tony Abbott benar-benar memenangkan pemilu adalah pengurangan alokasi dana hibah luar negeri senilai 4,5 miliar dollar Australia, termasuk untuk lembaga-lembaga non-profit seperti UNICEF, World Vision, dan Oxfam.

Organisasi-organisasi itu lantas bereaksi terhadap kebijakan pengurangan dana hibah dari Australia.

"Anggaran bantuan luar negeri adalah komitmen Australia untuk kaum miskin di dunia dan mereka yang rentan. Alokasi dana itu bukanlah mesin ATM bagi partai politik untuk mencari uang guna menopang keuntungan mereka," kecam Chief Executive Oxfam Australia, Helen Szoke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com