Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Anjlok, BI Tuding Spekulan

Kompas.com - 06/09/2013, 16:51 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi hingga saat ini turut dipengaruhi oleh ulah spekulan di pasar. Sehingga rupiah bergejolak ke level terendahnya sejak tahun 1999.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 11 persen di tahun ini. Namun bank sentral terus mengintervensi agar rupiah tidak anjlok lebih dalam. "Depresiasi rupiah kita itu satu tahun sekitar 11 persen. Itu kan menunjukkan bahwa ada spekulan yang mengambil manfaat di situ," kata Agus saat ditemui di kantor BI Jakarta, Jumat (6/9/2013).

Dengan kondisi ini, pemerintah dan bank sentral pun menyikapi dengan berbagai paket kebijakan baik dari sisi fiskal maupun dari moneter. Harapannya, kebijakan ini akan meredakan pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi saat ini.

Solusi dalam jangka pendek, bank sentral pun terus melakukan intervensi agar nilai tukar rupiah tetap berada di sisi fundamentalnya. Namun bank sentral juga terus mengantisipasi dampak dari kondisi global dan regional khususnya rencana penghentian stimulus dari bank sentral Amerika Serikat dalam waktu dekat.

"Ini harus ditangani dan kami melihat ada banyak pemerintah daerah yang merespon itu dengan tekun dan tegas. Itu kita harapkan bisa membawa situasi yang lebih stabil," tambahnya.

Berdasarkan kurs Bloomberg, rupiah sore ini ditutup melemah 473 poin (4,06 persen) ke level Rp 11.176 per dollar AS. Pada perdagangan hari ini rupiah bahkan sempat menyentuh level terendahnya di posisi 11.730.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com