Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Akan Tingkatkan Ekspor ke Pasar Negara "Kedua"

Kompas.com - 10/09/2013, 14:24 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan meningkatkan ekspor ke negara tetangga untuk mengatasi defisit neraca perdagangan yang terjadi selama tujuh kuartal terakhir.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, peningkatan ekspor ini tidak ditujukan ke negara-negara utama seperti Amerika Serikat, China dan Jepang. Sebab negara-negara ini terutama Amerika Serikat dan Jepang sedang mengalami pelemahan perekonomian.

"Sedikit demi sedikit kita akan geser negara tujuan ekspornya. Kami memandang ada pasar-pasar baru non tradisional sehingga kita tidak tergantung pada pasar tradisional," kata Chatib saat membuka acara Seminar Inisiatif Program National Interest Account (NIA) di kantornya, Jakarta, Selasa (10/9/2013).

Saat ini, pemerintah sedang mempelajari negara mana saja yang bisa menjadi tujuan ekspor selanjutnya. Sebab, negara tujuan ekspor ini juga harus dilihat dari nilai tukarnya, besaran keuntungan (margin profit) hingga potensi besaran total ekspornya dan resiko bisnisnya.

Kondisi sekarang ini, kata Chatib, negara-negara di dunia sedang mengalami perlambatan perekonomian. Sehingga negara-negara ini memiliki cara tersendiri untuk mengatur neraca perdagangannya agar tidak defisit dan mengganggu neraca anggaran fiskalnya.

"Solusi di tengah dunia berfluktuasi ini kalau open economy, jadi ya kembali ke dasar ilmu ekonomi. Kalau ekspor tidak mau terganggu, jangan ekspor, konsentrasi saja ke negara tetangga," tambahnya.

Untuk mendorong ekspor ke negara non tradisional ini, pemerintah memang sedang mendorong perusahaan besar untuk mau melakukan ekspansi ke negara lainnya. Masalahnya, hanya segelintir perusahaan besar saja yang mau melakukan ekspansi ekspornya ini.

"Kalau perusahaan kecil, akses pembiayaan juga terbatas, sehingga national interest account (NIA) ini menjadi penting. Apa yang didiskusikan ini merupakan langkah awal bagaimana kita bisa mendorong ekspor bukan hanya traditional market," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah 'Ambles', Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Rupiah "Ambles", Pemerintah Sebut Masih Lebih Baik dari Ringgit dan Yuan

Whats New
Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS Dari Korea Development Bank

Perkuat Struktur Pendanaan, KB Bank Terima Fasilitas Pinjaman 300 Juta Dollar AS Dari Korea Development Bank

BrandzView
Menko Airlangga Sebut Indonesia Belum Selesai Hadapi 'Global Shock'

Menko Airlangga Sebut Indonesia Belum Selesai Hadapi "Global Shock"

Whats New
Sanksi Menanti Perusahaan yang Tak Bayar THR Karyawan

Sanksi Menanti Perusahaan yang Tak Bayar THR Karyawan

Whats New
Relaksasi WFH untuk ASN Dinilai Tak Pengaruhi Arus Balik Lebaran

Relaksasi WFH untuk ASN Dinilai Tak Pengaruhi Arus Balik Lebaran

Whats New
Kemenaker Terima 1.475 Aduan Masalah THR, Paling Banyak terkait THR Tidak Dibayar

Kemenaker Terima 1.475 Aduan Masalah THR, Paling Banyak terkait THR Tidak Dibayar

Whats New
Menteri PUPR: Pemindahan ASN ke IKN Setelah Upacara 17 Agustus

Menteri PUPR: Pemindahan ASN ke IKN Setelah Upacara 17 Agustus

Whats New
IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

IHSG Ambles, BEI: Tensi Geopolitik Pengaruhi Pergerakan Indeks

Whats New
Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Ekonomi Indonesia Dinilai Cukup Kuat Redam Dampak Potensi Konflik Pascaserangan Iran

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 16 April 2024

Spend Smart
'Skenario' Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

"Skenario" Konflik Iran dan Israel yang Bakal Pengaruhi Harga Minyak Dunia

Whats New
Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Ekonomi China Tumbuh 5,3 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham MHKI Ambles 9,3 Persen

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 16 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com