Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Siap Danai Pembangunan PLTU Batang

Kompas.com - 12/09/2013, 13:21 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) berkomitmen untuk terus mendanai proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Meski pembangunan proyek ini lama terkatung-katung, Chief Executive Officer JBIC Hiroshi Watanabe mengatakan, JBIC akan membagi pendanaan proyek tersebut dalam dua tahap yaitu untuk pembangkit dan transmisi.

Untuk pembangkit ini bisa dilakukan oleh pihak swasta dengan dana dari dalam maupun luar negeri. Sementara transmisi bisa dibangun dengan dana pemerintah setempat atau PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Kami mendorong untuk cepat diselesaikan (proyek ini). Untuk caranya, itu terserah Menteri Keuangan. Kalau sudah siap, JBIC akan siap mendanai," kata Watanabe saat konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (12/9/2013).

PLTU Batang merupakan proyek yang melibatkan pendekatan dengan masyarakat di 3 desa yang menjadi lokasi pembangunan proyek, yakni Ponowareng, Ujungnegoro, Karanggeneng, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

PLTU Batang berteknologi pulverized coal supercritical itu merupakan satu dari proyek KPS dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Dalam proyek PLTU Batang, pemerintah menggandeng swasta, yakni PT Bhimasena Power Indonesia yang merupakan konsorsium beranggotakan Adaro dengan dua perusahaan asal Jepang yakni J Power dan Itochu.

Proyek sebesar 2 x 1.000 MW ini menelan dana sekitar Rp 30 triliun. Sementara total lahan yang dipakai mencapai 220 hektar. Namun masih 15 persen atau sekitar 33 hektar belum dibebaskan.

Di tempat yang sama, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menambahkan, saat ini dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah hingga Pemerintah Provinsi kuat sekali terkait proyek ini.

"Pembangunan PLTU Batang ini juga akan meningkatkan kesempatan kerja hingga mendorong pertumbuhan ekonomi di sana. Hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) juga sudah ditujui Pemerintah Daerah. Tinggal penyelesaian lahan saja yang akan diselesaikan dalam waktu dekat," kata Mahendra.

Namun saat disinggung mengenai kesiapan dana dari Jepang soal proyek ini, baik JBIC dan Mahendra enggan menjelaskan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com