Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Harus Ukur Kapasitas Bandara Sebelum Ekspansi

Kompas.com - 12/09/2013, 15:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengingatkan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) untuk mengukur kemampuan bandara, jam operasional bandara, sebelum melakukan ekspansi bisnis besar-besaran.

Hal ini mengingat masih rendahnya on-time performance (OTP) Lion Air dibanding maskapai lain di kelas pelayanan penerbangan minimum service. Hasil evaluasi terakhir Kemenhub, OTP Lion Air masih di kisaran 70-80 persen, di bawah Citilink, Sriwijaya, bahkan Wings Air yang sudah di atas 80 persen.

"Kalau dikatakan operasional bandara tidak sama, airlines itu (harusnya) mengikuti. Sudah jelas dari dulu operasional bandara ada yang sampai pukul 18.00, 21.00, dan 24.00," ujar Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan, saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (12/9/2013).

"Tidak keseluruhan bandara buka sampai pukul 24.00. Tidak bisa dijadikan alasan keterlambatan," imbuhnya.

Menurut Bambang, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh Lion Air untuk meningkatkan OTP adalah dengan membenahi rotasi pesawat. Dengan begitu, jadwal keberangkatan dan kedatangan bisa masuk pada jam-jam non-utama. Ini dapat menurunkan risiko delay (keterlambatan).

Kendati demikian, ia tidak memungkiri bahwa di sejumlah bandara, kepadatan sudah sangat tinggi. Di antaranya di Jakarta dan Surabaya. Sementara itu, untuk menambah jam operasional di bandara yang relatif lebih sepi, masih banyak fasilitas penunjang yang diperlukan.

Bambang mengakui, pemerintah masih belum bisa menyediakan hal itu jika ternyata hanya sedikit maskapai yang bisa bersandar di bandara tersebut. "Kita kembali tidak bisa saling menyalahkan. Memang ada (bandara) yang sudah padat. Makanya kalau begitu jangan ekspansi. Sebelum membeli pesawat, harus mengukur dulu," pungkasnya.

Pada pertengahan Maret 2013, Lion Air memesan 234 pesawat Airbus senilai 24 miliar dollar AS, terdiri dari A320 neo (109 unit), A321 neo (65 unit), dan A320 neo (60 unit). Pesawat tersebut akan didatangkan secara bertahap mulai Juli 2013 hingga tahun 2026.

Selain itu, kabar terakhir menyebutkan, maskapai berbiaya rendah (low cost carrier atau LCC) milik taipan Rusdi Kirana itu juga berencana mengembangkan rute penerbangan jarak pendek. Sekiranya akan ada 50 pesawat N219 yang dipesan dari PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Saat ini, Lion Air tengah menunggu prototipe N219 dari PTDI rampung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com