"Jalan aja terus, ini kan demi listrik nasional," ujar Jero usai Rakernas Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah 2013 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis siang (12/9/2013).
Jero menyampaikan bahwa kenaikan TDL sudah disepakati bersama dan diputuskan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Ia mengatakan, kenaikan 15 persen dalam setahun akan terasa lebih ringan bagi konsumen listrik karena dibagi menjadi empat tahap kenaikan, yakni pada Januari, Maret, Juli, dan Oktober 2013.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperhitungkan, kenaikan hingga Juli 2013 sudah mencapai 21,88 persen jika dibanding tahun 2012 sehingga pada Oktober 2013 nanti kumulatif kenaikan menjadi 27,5 persen.
Ketua Umum APPBI Handaka Santosa, Minggu (8/9/2013), mengatakan, pengusaha meminta supaya kenaikan TDL per 1 Oktober 2013 segera dibatalkan. Pasalnya, hingga kenaikan bulan Juli 2013, pusat niaga di Jabodetabek sudah menaikkan biaya layanan (service charge) hingga 10 persen, antara Rp 70.000 sampai Rp 140.000 per meter persegi (m2) per bulan.
Namun, Handaka pesimistis service charge bisa kembali dinaikkan lantaran peritel juga sudah menjerit. "Kenaikan service charge akan menyebabkan kenaikan harga barang, yang pada akhirnya akan semakin memberatkan konsumen," ujarnya, Minggu.
Jero mengatakan, urusan listrik harus ditanggung oleh semua pihak, bukan hanya negara. Ia meminta semua pihak, termasuk pengusaha dan konsumen, untuk berbagi beban negara.
"Tapi, beban ini mesti ditanggung semua. Ya, daripada sekarang dibebankan PLN. Terus PLN mati semua lampunya gimana?" pungkas Jero.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.