Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Rate Naik, Suku Bunga Bank Ikut Naik Lagi?

Kompas.com - 13/09/2013, 11:02 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kebijakan menaikkan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 7,25 persen dikhawatirkan akan memicu perbankan untuk ikut-ikutan menaikkan suku bunganya. Padahal bank sudah menaikkan suku bunga sebagai respon terhadap kebijakan BI yang sebelumnya sudah tiga kali menaikkan BI Rate.

"Namun saya melihat kalau sekarang sudah dinaikkan 25 bps, itu keputusan yang tepat. Tapi harapannya semoga bank-bank tidak latah naikkan bunga kredit lagi," kata Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto kepada Kompas.com di Jakarta, Jumat (13/9/2013).

Dalam empat bulan terakhir ini, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 bps. Level ini merupakan kenaikan tertinggi selama setahun ini. Masalahnya, pihak perbankan sudah menaikkan bunga kredit saat level BI rate sudah mencapai 125 bps di bulan Agustus lalu.

Ia menyebutkan, dengan indikator kenaikan BI Rate di September ini menjelaskan bahwa BI memandang masih ada potensi inflasi yang tinggi selama September 2013.  Padahal sebelumnya, pemerintah memerkirakan September sudah terjadi deflasi.

"Waduh, katanya bulan September ini diperkirakan deflasi, kok BI rate malah naik. Mestinya kalau masih terjadi deflasi, BI rate tidak naik," katanya.

Ryan menambahkan, keputusan bank sentral untuk menaikkan BI rate ini tentu saja untuk mencegah ekspektasi inflasi ke depan agar tidak lebih tinggi atau malah liar. Bagaimanapun efek kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hingga rencana kenaikan tarif dasar listrik sebesar 3,75 persen di Oktober tentu saja akan mempengaruhi inflasi selanjutnya.

Ryan sebenarnya memerkirakan BI masih akan menaikkan BI rate sebesar 25-50 bps hingga akhir tahun. Hal ini mengantisipasi kemungkinan terburuk baik soal inflasi maupun sentimen negatif lainnya.

"Secara umum kenaikan BI rate kali ini bisa diterima. Tinggal bagaimana pemerintah meresponnya agar daya dorong untuk pertumbuhan ekonomi tidak terganggu," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin memerkirakan deflasi baru akan terjadi di Oktober. Untuk di September masih ada resiko inflasi, meski sudah menurun dibanding Juli dan Agustus 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com