Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Jakarta Sumbang 22,5 Persen Inflasi Nasional

Kompas.com - 13/09/2013, 14:01 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D W Martowardojo mengatakan, DKI Jakarta menyumbang 22,5 persen inflasi nasional.

"Jakarta ternyata berperan 22,5 persen dari inflasi nasional. Jadi, kalau inflasi di Jakarta terkendali, otomatis inflasi nasional juga terkendali karena banyak distribusi-distribusi melalui Jakarta," kata Agus di kantornya, Jumat (13/9/2013).

Selain itu, Agus juga mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Jakarta selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Jakarta, lanjutnya, menyumbang 18 persen pertumbuhan ekonomi nasional.

"Namun, pada 2 tahun sebelum 2013 itu, di tahun 2011 dan 2012, inflasi Jakarta lebih tinggi dari inflasi nasional."

Namun, Agus menyatakan bahwa BI senang lantaran selama 2 kuartal terakhir tahun 2013, inflasi di Jakarta bisa lebih rendah dari inflasi nasional. "Sehingga kita meyakini inflasi yang bisa menggerus kesejahteraan rakyat sudah lebih terkendali di Jakarta," katanya.

Pagi ini Agus melakukan pertemuan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo untuk membahas langkah-langkah strategis yang menjadi fokus program stabilisasi inflasi provinsi DKI Jakarta.

"Insya Allah dengan pertemuan tadi inflasi akan terus dikelola dan dijaga supaya betul-betul bisa terkendali," kata Agus.

Agus mengaku sangat menghargai kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dan BI untuk bisa menjaga inflasi dan bersama-sama membangun ekonomi Jakarta dan nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com