Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Rupiah Terburuk se-Asia, Ini Tanggapan Menkeu

Kompas.com - 17/09/2013, 19:24 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Menteri Keuangan Chatib Basri angkat bicara soal nilai tukar rupiah yang terpuruk se-Asia berdasarkan kompilasi data Nomura. Pemerintah akan tetap mewaspadai kondisi tersebut.

"Ini tergantung lihatnya, karena rupee India mengalami depresiasi di dalam beberapa hari terakhir. Tapi rupiahnya juga mengalami peningkatan. Jadi mesti dihitung, ini kan tergantung dari hari ke hari," kilahnya saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (17/9/2013).

Chatib mengklaim, rupiah sudah menguat 198 poin menjadi Rp 11.182 per dollar AS atau menguat 1,77 persen. Sementara itu, rupiah di pasar non delivery forward (NDF) menguat dari Rp 11.928 per dollar AS di minggu lalu menjadi Rp 11.900 per dollar AS.

Pada hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya melemah 4 poin hari ini. "Mereka (pelaku pasar) sudah lebih tenang. Dugaan saya, mereka ini sudah price-in, beberapa waktu lalu sudah price-in, kepanikannya juga terjadi beberapa waktu lalu," tambahnya.

Chatib menjelaskan dengan kondisi seperti ini, kebijakan yang diambil sudah sesuai dengan ekspektasi pasar. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan BI rate yang diproyeksikan akan membuat kondisi pasar lebih stabil.

"Kurang lebih stabil, tapi kita harus tetap waspada. Namun kita akan lihat kondisi jelang tappering off (pengurangan) stimulus ekonomi AS nanti malam. Saya lihat pasar relatif stabil, jadi ini bagus," jelasnya.

Rupiah berdasarkan kurs Bloomberg hari ini mengalami penguatan 0,2 persen menjadi Rp 11.170 per dollar AS. Namun secara tahunan, rupiah melemah 16,1 persen (ytd). Rupiah hari ini bergerak di level Rp 11.139-Rp 11.448 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com