Pasar saham AS mencapai rekor tinggi pada penutupan perdagangan Rabu, setelah pengumuman The Fed itu. Adapun imbal hasil obligasi Pemerintah AS (UST) turun tajam setelah dua tahun terakhir. Harga emas pun melonjak karena para pedagang mengantisipasi inflasi. Terakhir, harga minyak juga melonjak.
Indeks S&P 500 langsung naik lebih dari 20 poin atau 1,2 persen ke level 1.725, melampaui rekor tertinggi sebelumnya, 1.709,67, pada 2 Agustus 2013. Setali tiga uang, indeks Dow Jones melonjak 153 poin atau naik 1 persen ke level 15.583, melampaui rekor 15.658 pada 2 Agustus 2013.Marc Doss, Kepala Investasi Regional Well Fargo Private Bank, mengatakan bahwa keputusan The Fed ini berdampak positif bagi pasar dalam jangka pendek. "(Namun) investor perlu mengambil langkah mundur dan mempertimbangkan kemungkinan ekonomi Amerika berada pada pijakan yang lebih lemah daripada yang diperkirakan (saat ini)," kata dia.Harga obligasi pun langsung naik tajam, berdampak pada penurunan yield. Imbal hasil UST dengan tenor 10 tahun turun menjadi 2,68 persen dari sebelumnya 2,87 persen ketika The Fed belum mengumumkan penundaan pengurangan stimulus atau tapering ini. Imbal hasil UST di Amerika menjadi salah satu rujukan utama perbankan dalam menentukan suku bunga kredit, termasuk untuk kredit perumahan."Untuk kali pertama, minyak mentah Oktober (2013) naik dalam empat sesi, dengan dukungan dari data persediaan kuat dan keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan stimulus moneternya saat ini," kata para analis Briefing.com dalam sebuah catatan pasar.
Pedagang juga bereaksi terhadap laporan mingguan persediaan energi yang "bullish" alias bergairah di Amerika Serikat. Departemen Energi AS mengatakan, persediaan minyak mentah AS jatuh 4,4 juta barrel pada pekan lalu. Konsensus para analis memperkirakan persediaan turun jauh lebih kecil ke 1,2 juta barrel.
(AFP/AP/Reuters/Ant)