Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Masyarakat Ogah Bayar Pajak

Kompas.com - 23/09/2013, 14:22 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Fuad Rahmany mengatakan, masyarakat Indonesia masih banyak yang enggan membayarkan pajaknya sehingga target penerimaan pajak di Indonesia masih lebih rendah dibanding negara lain.

"Masalahnya, masih banyak orang yang enggan membayar pajak karena uang pajaknya ini takut dikorupsi oleh pegawai pajak sendiri. Ini justru anggapan yang salah. Kalau uang pajak dikorupsi pegawai sendiri, justru negara ini sudah hancur sejak dulu," kata Fuad saat pembukaan seminar pajak di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (23/9/2013).

Keengganan masyarakat untuk membayar pajak ini memang dilatarbelakangi oleh kasus penggelapan dana pajak oleh pegawai pajak, misalnya kasus Gayus Tambunan. Namun, Fuad mengingatkan masyarakat agar tidak terpaku pada kasus Gayus Tambunan. Direktorat Jenderal Pajak saat ini berusaha meminimalisasi praktik korupsi di sektor pajak ini.

"Jadi kalau korupsi ini sudah bukan menjadi masalah kita saja, bukan Indonesia saja. Tapi ini sudah masalah global yang harus diselesaikan bersama-sama," jelasnya.

Ia mengemukakan, Direktorat Jenderal Pajak bekerja sama dengan Konsultan Pajak harus mendidik wajib pajak pribadi dan perusahaan agar bisa menghitung pajaknya dengan benar. Harapannya, semakin banyak jumlah wajib pajak yang mau membayar pajak maka penerimaan negara akan meningkat.

Jika penerimaan negara meningkat, maka belanja negara nanti juga akan meningkat yang akan dibuktikan dengan pembangunan merata untuk seluruh lapisan masyarakat. "Bayangkan, China saja setiap tahun bisa membangun jalan tol sekitar 1.500 km. Tapi Indonesia hanya mampu membangun 150 km jalan setiap tahun. Untuk membangun infrastruktur tersebut kan perlu pajak untuk mendanai proyek itu," katanya.

Untuk bisa mengintensifkan penerimaan pajak ini, maka Ditjen Pajak akan meminta tambahan jumlah pegawai ke Kementerian Keuangan. Jumlah yang diminta sekitar 65.000 pegawai pajak baru untuk menangani sekitar 115 juta wajib pajak pribadi dan sekitar 12 juta perusahaan besar.

Fuad mencoba membandingkan dengan Jerman yang hanya punya 80 juta warga negara. Namun, jumlah pegawai pajaknya mencapai 110.000 orang ditambah konsultan pajaknya mencapai 5.000 orang. Jepang dengan jumlah penduduk 120 juta jiwa memiliki pegawai pajak 66.000 orang dengan konsultan pajak 74.000 orang.

"Di Indonesia jumlah pegawai pajaknya hanya 32.000 orang, konsultan pajaknya yang tersertifikasi hanya 4.000 orang dan anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI) hanya 2.000 orang. Sehingga jumlahnya hanya 36.000 saja untuk mengurus jutaan warga yang belum membayar pajak itu," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Masih Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 66

Work Smart
Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Tingkatkan Daya Saing, Kementan Lepas Ekspor Komoditas Perkebunan ke Pasar Asia dan Eropa

Whats New
IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

IHSG Turun 2,74 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Saham Rp 11.718 Triliun

Whats New
Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Pelita Air Catat Ketepatan Waktu Terbang 95 Persen pada Periode Libur Lebaran

Whats New
Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Simak, 5 Cara Tingkatkan Produktivitas Karyawan bagi Pengusaha

Work Smart
Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Konflik Iran-Israel, Kemenhub Pastikan Navigasi Penerbangan Aman

Whats New
Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Terbit 26 April, Ini Cara Beli Investasi Sukuk Tabungan ST012

Whats New
PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

PGEO Perluas Pemanfaatan Teknologi untuk Tingkatkan Efisiensi Pengembangan Panas Bumi

Whats New
Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Daftar Lengkap Harga Emas Sabtu 20 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Tren Pelemahan Rupiah, Bank Mandiri Pastikan Kondisi Likuiditas Solid

Whats New
LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Saka Dana Mulia

Whats New
Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Harga Emas Antam Sabtu 20 April 2024, Naik Rp 2.000 Per Gram

Spend Smart
Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Ini 6 Kementerian yang Sudah Umumkan Lowongan CPNS 2024

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 20 April 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com