Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mirza: Jangan Terlalu Khawatirkan Gejolak Rupiah

Kompas.com - 23/09/2013, 18:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan terhadap nilai tukar rupiah terus berlanjut. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin (23/9), nilai tukar kembali melemah ke posisi Rp 11.435 per dollar AS.

Menanggapi hal tersebut, Deputi Gubernur Senior BI terpilih, Mirza Adityaswara, meminta masyarakat untuk tidak terlalu khawatir menghadapi gejolak nilai tukar rupiah. Menurutnya, hal ini justru dapat membawa rupiah pada ekuilibrium baru.

"Jangan terlalu khawatir kondisi rupiah saat ini. Justru level rupiah dari Rp 9.500 ke posisi saat ini, akan membawa rupiah ke ekuilibrium baru. Jika dipaksa tetap berada di Rp 9.500, nanti akan tidak stabil," kata Mirza, di Jakarta, Senin (23/9/2013).

Mirza menyatakan, pelemahan nilai yang terjadi saat ini justru bisa membantu kestabilan ekonomi Indonesia. Ia menilai, menguatnya nilai tukar rupiah, justru membuat Indonesia lebih banyak melakukan impor dan menarik utang dalam denominasi dollar, karena menganggap mata uang Amerika Serikat itu murah.

Karena itu, menurut Mirza, hal itu justru membuat rupiah semakin tidak kompetitif. Menurutnya, meski ekonomi Indonesia booming saat nilai tukar rupiah di posisi Rp 9.000an, namun hal itu berarti over value lantaran impor barang dan utang luar negeri berdenominasi dollar dirasa murah.

"Jika rupiah terus menguat, sebenarnya hal itu harus dikhawatirkan. Karena, menguatnya rupiah bukan berarti hebat, justru impor menjadi tidak kompetitif. Impor menjadi banyak, utang luar negeri menjadi banyak, ini bahaya karena lama-lama bubble," ujar Mirza. (Dea Chadiza Syafina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com