Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Turunkan Defisit Anggaran Jadi 1,73 Persen

Kompas.com - 23/09/2013, 19:09 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kembali menurutnkan defisit anggaran pada asumsi di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014.  Hal ini disebabkan penerimaan pajak mengalami kenaikan, meski tipis.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pada pekan lalu pemerintah telah menyampaikan defisit anggaran terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,02 persen.

"Di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan kita akan ubah menjadi 1,73 persen," kata Bambang saat penyampaian RAPBN 2014 di Badan Anggaran DPR Jakarta, Senin (23/9/2013).

Ia menambahkan, sebelumnya pemerintah menargetkan penerimaan pajak di RAPBN 2014 sebesar Rp 1.310,2 triliun. Namun kemudian mengubah patokan asumsi RAPBN 2014 dari semula penerimaan pajak sebelumnya menjadi berdasarkan realisasi penerimaan pajak hingga Agustus 2013.

Semula, pemerintah menargetkan penerimaan pajak mengalami penurunan dari Rp 1.310,2 triliun menjadi Rp 1.270,9 triliun. Namun dengan berbagai penyesuaian yang ada mengalami kenaikan menjadi Rp 1.273,4 triliun.

"Memang dibanding target APBN 2014 mengalami penurunan Rp 36,8 triliun. Tapi dari penyesuaian penyampaian sebelumnya mengalami kenaikan, meski tipis," tambahnya.

Sementara belanja negara RAPBN 2014 diperkirakan menjadi Rp 1.824,9 triliun. Nilai ini naik dari RAPBN estimasi pekan lalu yang hanya Rp 1.818,3 triliun. Nilai ini juga melonjak dari RAPBN semula sebesar Rp 1.816,7 triliun.

Sebelumnya, Bambang menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi defisit adalah dengan mengeluarkan aturan batas maksimal kumulasi defisit APBD lebih rendah menjadi maksimal 0,3 persen dari sebelumnya sebesar 0,5 persen.

Dengan aturan ini, maka defisit pemerintah pusat akan turun karena defisit di daerahnya juga harus lebih rendah. dengan melakukan upaya lebih alias extra effort itu pemerintah yakin defisit bisa saja lebih rendah dari proyeksi tersebut menjadi 1,7-1,8 persen terhadap PDB.

Untuk itu, Ia akan menjelaskan semua upaya yang dilakukan itu dalam Rapat panitia Kerja RAPBN 2014 nanti, yang dibentuk oleh Badan Anggaran DPR-RI.

Adapun yang membuat belanja negara membengkak antara lain disebabkan oleh naiknya jumlah subsidi energi menjadi Rp 328,7 triliun dari asumsi awal sebesar Rp 194,9 triliun. Membengkaknya subsidi energi ini disebabkan karena merosotnya nilai tukar rupiah, sehingga mendongkrak harga BBM bersubsidi yang di impor.

Bukan hanya subsidi yang membengkak, akibat depresiasi rupiah juga menyebabkan anggaran pembayaran bunga utang naik sebesar Rp 1,2 triliun. Sementara itu, untuk anggaran pendidikan diperkirakan malah turun sebesar 1,2 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com