Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kegalauan" Investor Lokal Turut Sumbang Pelemahan Rupiah

Kompas.com - 25/09/2013, 14:41 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom BNI Ryan Kiryanto menilai pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi hingga saat ini karena ada dua alasan yang mendasar, yaitu faktor fundamental dan faktor non fundamental.

Apa saja? Dari sisi fundamental, nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh kinerja neraca pembayaran Indonesia yang merosot yaitu dengan ditandainya defisit neraca transaksi berjalan (ekspor lebih rendah dari impor), defisit neraca primer (penerimaan anggaran lebih kecil dari pengeluaran) serta defisit sektor jasa (pembayaran jasa tenaga kerja asing, reasuransi dan pelayaran).

"Begitu juga dengan kecenderungan inflasi yang tinggi. Proyeksi inflasi dari Bank Indonesia (BI) sendiri hingga akhir tahun mencapai 9,2-9,8 persen. Ini melampaui level BI rate yang hanya 7,25 persen. Hal ini tentu saja menciptakan negative interest rate dan sentimen negatif di pasar," kata Ryan dalam diskusi di Kementerian Perekonomian Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Di sisi lain, faktor fundamental yang menyebabkan rupiah melemah adalah peningkatan kebutuhan dollar AS oleh korporasi swasta dan BUMN untuk pembayaran impor (terutama BBM oleh Pertamina) dan utang luar negeri yang jatuh tempo bersamaan.

Sementara dari faktor non fundamental, rupiah melemah dipengaruhi oleh sentimen negatif di kalangan investor asing dan kepanikan di kalangan investor lokal. Dari sisi tersebut, ada sentimen seperti Euro yang melemah terhadap dollar AS yang bisa menyebabkan dorongan pelemahan mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah.

Dari sisi global juga disebabkan karena rencana The Fed yang mengurangi stimulus fiskal (quantitative easing III) atau tapering off senilai 85 miliar dollar AS. "Hal ini menyebabkan kekhawatiran pasar global bakal mengalami kekeringan likuiditas dollar AS karena dollar AS keluar (capital outflow) dari kawasan emerging economics Asia, termasuk Indonesia untuk kembali ke AS dan negara maju lainnya," jelasnya.

Sentimen lain yang memicu pelemahan rupiah adalah sentimen negatif investor global atas memburuknya ekonomi China, India dan Thailand yang kondisinya mirip dengan Indonesia. "Kondisi ini seolah asimetris yang membuat investor lokal galau dan panik," jelasnya.

Berdasarkan kurs Bloomberg, rupiah hingga siang ini berada di level Rp 11.250 per dollar AS, menguat 0,13 persen dibanding perdagangan kemarin. Hingga saat ini, secara year to day rupiah melemah 16,8 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com