Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2015, Kekayaan Miliarder Asia Tembus 15 Triliun Dollar AS

Kompas.com - 25/09/2013, 15:58 WIB

HONGKONG, KOMPAS.com — Asia akan menjadi tempat tinggal orang kaya, meskipun bank sentral AS memangkas stimulus ekonomi yang akan berpengaruh terhadap perekonomian di wilayah Asia.

Berdasarkan riset yang dirilis Royal Bank of Canada, aset orang kaya di kawasan Asia akan tumbuh rata-rata 9,8 persen menjadi 16 triliun dollar AS pada 2016. Di samping tetap memperhatikan kebijakan the Fed memangkas stimulus ekonominya, Asia tetap menduduki posisi teratas wilayah yang memiliki orang superkaya.

“Dari sisi jumlah orang superkaya, terjadi kenaikan populasi sebesar 31 persen dan 27 persen sejak tahun 2007. Level tersebut jauh di atas rata-rata pertumbuhan orang kaya global yang hanya 14 persen dan 9 persen sejak 2007,” ujar George Lewis, group head of RBC Wealth Management, Rabu (25/9/2013).

Jumlah miliarder di Asia melonjak 9,4 persen year-on-year menjadi 3,68 juta orang pada 2012, atau masih mengekor jumlah orang kaya di kawasan Amerika Utara sebanyak 3,73 juta orang.

Dalam riset tersebut, orang superkaya didefinisikan sebagai individu yang memiliki aset di atas 1 juta dollar AS di luar kepemilikan rumah dan benda-benda koleksi lainnya. Pertumbuhan ekonomi di Asia diperkirakan akan mendorong kenaikan jumlah orang superkaya.

Lewis dalam kesempatan itu juga menjelaskan bahwa program tapering yang dilakukan oleh the Fed kemungkinan hanya akan menghambat, tetapi tidak berpengaruh terhadap kemungkinan Asia bakal menjadi "rumah" orang superkaya.

RBC menyebutkan pertumbuhan jumlah orang superkaya di Jepang tercatat yang paling rendah di antara negara-negara lain di Asia yang selama ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, pertumbuhan orang kaya di Jepang hanya 4,4 persen.

Sementara itu, Hongkong menduduki posisi teratas sebagai kawasan yang pertumbuhan miliadernya paling pesat, yaitu 35,7 persen year-on-year dengan pertumbuhan kekayaan mencapai 37,2 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com