Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Geografis Indonesia Hambat Akses Masyarakat ke Perbankan

Kompas.com - 26/09/2013, 12:50 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Tony Prasetiantono mengatakan, ada empat hambatan bagi masyarakat untuk mengakses dunia perbankan. Hal itulah yang menyebabkan aksesibilitas perbankan ke masyarakat itu masih relatif rendah.

Sesuai dengan survei Bank Dunia tahun 2010, baru kurang dari 50 persen penduduk Indonesia mengakses lembaga keuangan formal. Ada hal-hal yang menyebabkan masyarakat susah mengakses perbankan dan perbankan sendiri juga mengalami kesusahan menjangkau masyarakat tersebut.

"Hambatannya itu adalah faktor geografis, keengganan membuka kantor cabang bank, ketimpangan pendapatan dan pendidikan masyarakat yang rendah serta infrastruktur domestik," kata Tony di Forum Ekonomi Nusantara: Inklusi Keuangan, Ketahanan terhadap Krisis dan Peningkatan Kesejahteraan yang digelar Kompas dan BNI di Hotel Four Seasons Jakarta, Kamis (26/9/2013).

Khusus faktor geografis, wilayah Indonesia memang terdiri dari puluhan ribu pulau. Kondisi ini yang menyebabkan akses perbankan ke masyarakat dan sebaliknya juga susah. Berbeda dengan China, India bahkan hingga Filipina yang hanya terdiri dari satu wilayah daratan sehingga menyebabkan akses perbankan ke masyarakat atau sebaliknya menjadi lebih mudah.

Perbankan harus berpikir dua kali sebelum memberi akses layanan ke penduduk Indonesia di wilayah yang terpencil. Hal ini terkait ongkos operasional yang harus dikeluarkan perbankan.

"Misalnya seperti Papua, hanya bank besar yang mau investasi di sana. Bank-bank kecil tidak akan mampu membuka cabang di sana," jelasnya.

Kemudian juga ada masalah ketimpangan pendapatan dan pendidikan masyarakat yang masih rendah. Hal ini berefek pada psikologis masyarakat yang membuat mereka makin enggan ke perbankan.

"Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan dan pendidikan rendah, tentu saja mereka akan minder ke perbankan. Duit saya saja hanya cukup untuk makan, makanya buat apa ke perbankan. Masuk ke bank saja harus pakai baju bagus. Jadi masyarakat seperti ini sudah terkena psikologisnya dulu sebelum masuk bank," katanya.

Terakhir, hambatan juga datang dari infrastruktur ke daerah. Hambatan ini menjadi penyebab perbankan di pusat masih belum mau membangun investasi di daerah.

Dalam catatan Tony, pemerintah Indonesia hanya mampu memberikan anggaran infrastruktur sebesar Rp 200 triliun per tahun. Padahal penerimaan negara untuk tahun depan mencapai Rp 1.860 triliun dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai Rp 9.000 triliun.

"Itu masih rendah sekali. Padahal idealnya bisa 5 persen dari PDB untuk anggaran infrastruktur. Di China saja mampu mengeluarkan 10 persen dari PDB mereka yang sudah mencapai 6 triliun dollar AS," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com