Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diakuisisi XL, Nama Axis Harus Lenyap

Kompas.com - 27/09/2013, 15:20 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — PT XL Axiata Tbk (EXCL) akhirnya mencapai kesepakatan untuk mengakuisisi PT Axis Telekom Indonesia (Axis) dengan mengambil alih 95 persen saham Saudi Telecom di Axis.

Ke depan, dengan akuisisi tersebut, nama Axis harus hilang atau lenyap. Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Gatot Dewa Broto mengatakan, sejak awal pemerintah selaku regulator telekomunikasi hanya menyetujui proses merger.

"Dari awal sudah disampaikan bahwa kami hanya mendukung merger. Artinya, salah satu harus hilang atau lenyap," kata Gatot kepada Kompas.com, Jumat (27/9/2013).

Saat ini, pemerintah sedang menata kanal frekuensi masing-masing operator telekomunikasi, khususnya untuk XL dan Axis. Pemerintah harus menata ulang proporsi alokasi pita frekuensi dan bukan menjumlahkan pita frekuensi Axis dan XL.

"Kami harus tegaskan terus bahwa regulator hanya mendukung merger sehingga jumlah operator berkurang agar kualitas jaringan bisa memenuhi kriteria mobile-broadband," jelasnya.

Hal ini termasuk para pemain CDMA-850 yang juga seharusnya segera bersiap menyatukan jaringannya meski tidak akan menyatukan perusahaan.

Soal akuisisi Axis oleh XL ini, pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) menganggap bahwa hal tersebut adalah hak masing-masing entitas bisnis.

"Karena sebagai entitas bisnis, mereka tentu memiliki strategic planning mereka sendiri," tambahnya.

Namun, lanjut Gatot, baik XL maupun Axis harus menyadari bahwa tim ad hoc BRTI dan Kemenkominfo masih belum selesai mengkaji jumlah spektrum yang layak dialokasikan. Sebab, masih ada beberapa dokumen yang diminta ke pihak X, tetapi belum dilengkapi.

Gatot menjelaskan bahwa dokumennya ini hampir mirip dokumen waktu seleksi kanal ketiga 3G itu. Selain itu, Kemenkominfo sendiri pada dasarnya tetap bersikap independen saja terhadap proses business to business di antara mereka.

"Di surat persetujuan prinsip dari Pak Menteri pun yang dulu dikirim masih bersyarat, mematuhi rencana pengalokasian nanti dari pemerintah," tambahnya.

Seperti diberitakan, Axiata Group Bhd selaku induk dari XL Axiata menyampaikan nilai bisnis (enterprise value) Axis mencapai 865 juta dollar AS. Dengan adanya pengumuman itu, dipastikan XL akan segera merampungkan akuisisi terhadap operator telepon seluler yang selama ini sahamnya dikuasai oleh Saudi Telecom itu.

Sebelumnya, XL Axiata telah mendapatkan izin prinsip dari Kemenkominfo untuk melakukan akuisisi operator seluler PT Axis Telekom Indonesia (Axis). Namun, XL masih harus mendapatkan izin dari BKPM dan BEI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Hijau

Whats New
Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Luhut Ungkap Tugas dari Jokowi Jadi Koordinator Investasi Apple di IKN

Whats New
Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara akibat Erupsi Gunung Ruang, 33 Penerbangan Terdampak

Whats New
Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Akankah Relaksasi HET Beras Premium Tetap Diperpanjang?

Whats New
Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Proyek Perluasan Stasiun Tanah Abang Mulai Dibangun Mei 2024

Whats New
Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Freeport Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda di Papua, Indef Sarankan Ini

Whats New
Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Obligasi atau Emas, Pilih Mana?

Work Smart
Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 Per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadhan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com